TEMPO.CO, Jakarta - Lama tak tampil di layar kaca, Wanda Hamidah, 39 tahun, rupanya asyik dengan beberapa kegiatan sosial. Di antaranya menjadi anggota dewan pembina di Komunitas Kami Anak Bangsa. “Saya di sana sejak 2009. Salah satu kegiatannya membuat perpustakaan di daerah-daerah,” katanya Selasa dua pekan lalu.
Politikus yang mengawali kariernya sebagai model ini terpincut pada komunitas itu karena mereka menghargai perbedaan. Mereka menempatkan perpustakaan sesuai dengan agama mayoritas penduduknya.
Di Klungkung, Bali, misalnya, mereka mendirikannya di pura. Sedangkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, perpustakaannya dibangun di panti asuhan Kristen, sementara di Ciamis, Jawa Barat, perpustakaan dibuat di pesantren. “Teman-teman di sana sangat menjunjung tinggi kebinekaan,” ucapnya.
Pemeran film Pengejar Angin ini ingin ikut menggenjot minat baca anak-anak. Sebab, dengan membaca, mereka bisa mengetahui banyak hal tanpa harus melihat langsung.
Wanda ikut mengajak kawan-kawannya mengumpulkan buku yang tak mereka gunakan lagi. Buku-buku tersebut biasanya mampir dulu ke rumah Wanda di Jakarta Selatan, sebelum dipilah di markas Komunitas.
Wanda juga ikut turun ke daerah. Banyak pengalaman berkesan yang dia dapat. Salah satunya, ia merasakan terayun-ayun di dalam bus karena jalan yang rusak saat menuju Kecamatan Cijulang, Kabupaten Ciamis.
Jalannya penuh lubang akibat terlalu sering dilintasi truk penambang pasir besi. “Harusnya bisa ditempuh tiga-empat jam, tapi karena jalannya rusak baru sampai dalam delapan jam,” ujar Wanda Hamidah.
SAPTO YUNUS