TEMPO.CO, Jakarta - Dampak negatif mengancam anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya bermain video games. Itu kesimpulan Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics, dimotori oleh Seattle Children’s Research Institute (2011).
Disebutkan dampak buruknya adalah terkait pada masalah interaksi sosial; kemampuan komunikasi; penurunan sikap empati; gangguan kecakapan motorik dan gangguan kesehatan.
Saat ini, anak-anak cenderung gemar bermain gadget daripada melakukan permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal, seperti petak umpet, egrang, conglak, lompat tali, gangsing, engklek, cublak-cublak suweng, kelereng dan lainnya.
Baca juga:
Zodiak Hari Ini: Tegaskan Otoritasmu, Capricorn!
Diet Keto Awalnya untuk Penderita Epilepsi
Dua Komikus Solo Luncurkan Karya Melawan Hoax
Artis Moza Pramita, memiliki cara tersendiri agar dua buah hatinya tak 'kecanduan' bermain gadget, tapi justru bermain permainan tradisional. "Saya setuap seminggu sekali selalu bertanya kepada anak-anak saya, mau bikinnya (permainan) apa?," kata Moza dalam talkshow Festival Bermain Anak di Aula Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu, 9 September 2017.
Permainan tradisional yang diajarkan Moza kepada anak-anaknya itu lebih kepada membuat mainan. "Seperti ketapel, terus dulu saat saya masih kecil suka bikin dan main karet, jadi saya juga mengajarkan anak-anak saya ayo bikin apa," ujarnya.
Namun, jika anak sudah terlanjur 'kecanduan' bermain gadget, Moza memilik triknya untuk orangtua agar anak tak terus-terusan bermain gadget. Pertama, membuat peraturan dengan melibatkan anak-anak.
"Jadi misalnya ade sama abang mau bikin aturannya bagaimana, seperti apa? Meski padahal, peraturan itu kita juga yang buat, tapi kalau kita melibatkan anak-anak mereka jadi seperti tidak terpaksa," kata Moza.
Kedua, kuota internet. "Ini harus tegas dan dibuat peraturannya. Anak-anak kita tidak memiliki uang untuk membeli kuota, jadi kitalah yang harus membatasi. Kalau kita tak ingin anak-anak bermain gadget yaa jangan dibelikan handphone dan difasilitasi kuotanya," ujar Moza menegaskan.
Ketiga, orangtua harus mengajak dan mengajari anak-anaknya permainan tradisional. "Jangan anaknya disuruh main mainan tradisional tapi tidak ditemani, tidak diajarkan. Bapak ibu juga harus meninggalkan hanphonenya untuk bermain bersama anak," ujarnya.
AFRILIA SURYANIS