TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis paru dewasa dari Rumah Sakit Persahabatan Agus Dwi Susanto mengatakan, asap rokok berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pernapasan. Dalam laporan Tempo pada Senin, 15 Mei 2017 tercatat bahwa lebih dari sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini adalah perokok. Sementara itu, data tahun lalu menunjukkan adanya peningkatan jumlah perokok remaja laki-laki mencapai 58,8 persen.
Agus mengungkapkan, ada empat faktor yang menyebabkan sulit berhenti merokok. Pertama adalah kecanduan atau adiksi.
Faktor kedua, yaitu gejala putus nikotin. Gejala ini timbul akibat perokok putus atau berhenti mengkonsumsi zat nikotin.
baca juga:
Tramadol juga Tingkatkan Korban Overdosis di Inggris
Zodiak Hari Ini Pengaruhi Emosi, Virgo Hindari Pertengkaran
Mengapa Rokok Menyebabkan Serangan Jantung? Simak Kata Dokter
Agus menjelaskan, berhenti merokok memunculkan rasa tidak nyaman, sehingga mudah marah, stres, sulit tidur, dan kelelahan. Karena rasa tidak nyaman itulah, seseorang memutuskan untuk tidak berhenti merokok.
"Karena nikotinlah dia merasa nyaman," jelas Agus dalam diskusi ruang publik yang diselenggarakan Kantor Berita Radio (KBR) di Warung Daun Cikini, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 14 September 2017.
Alasan ketiga, yakni perilaku. Perilaku membahas tentang kebiasaan perokok yang sulit menjauhkan diri dari rokok. Kemudian faktor keempat berkaitan dengan lingkungan sekitar, apakah bebas rokok atau tidak.
Dari empat faktor tersebut, lanjut Agus, yang paling sulit diubah adalah adiksi atau gejala putus nikotin. Menurut Agus, memberikan motivasi dapat membantu perokok mengatasi kecanduannya.
"Harus meningkatkan motivasi," ujarnya.
LANI DIANA