TEMPO.CO, Jakarta - Ingin mendapatkan fotopemandangan yang keren? Bangunlah sebelum matahari terbit dan bergegas menembus dinginnya pagi. Bagi pemburu cahaya, saat matahari mulai memancarkan cahayanya setelah tidur di peraduan adalah waktu yang ditunggu tunggu.
Ada saat di mana posisi matahari menjadi begitu dinanti fotografer atau pelancong untuk memotret. Mereka bahkan hanya memotret pada jam-jam tertentu saja, ketika matahari ada di posisi rendah dekat dengan garis cakrawala. Saat di mana sinar matahari memancarkan sinar keemasan, kuning-kemerahan .
Desa Pinggan, Kintamani, Bali. Tempo/Faira Bagja
Waktu yang paling tepat untuk pembuatan foto lanskap luar ruang itu dikenal dengan sebutan Golden Hour atau momen keemasan. Momen yang cuma punya umur sangat pendek, yaitu pada pagi hari di sekitar pukul 05.00 sampai 06.00 atau di sore hari antara pukul 17.30 sampai 18.30. Ya, itulah 60 menit waktu terbaik untuk memotret. Saat matahari akan terbit dan menjelang tenggelam di ufuk barat itulah akan dihasilkan warna-warna terbaik dalam pembuatan foto lanskap.
Baca juga: Spot-spot Keren Berfoto di Kota Tua Jakarta
Kualitas cahaya pada saat-saat itu mempengaruhi kualitas foto secara keseluruhan . Golden hour muncul pada saat matahari mendekati garis horizon bumi dan menghasilkan cahaya yang lembut dan tersebar. Cahayanya yang miring dan lembut tidak mengakibatkan bayangan keras, malah membentuk bayangan panjang dan menambah tekstur dan kedalaman . Dan yang yang terpenting cahaya keemasannya menimbulkan efek hangat pada subjek yang tidak akan pernah ditemui pada saat matahari bersinar dengan terik di siang hari bolong.
Teluk Naga, Tangerang. Tempo/Faira Bagja
Kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan foto golden hour? Setiap tempat mempunyai waktu yang berbeda, tergantung garis lintang, dan musim. Karakter pencahayaan yang muncul tergantung dari ketinggian matahari.
RULLY KESUMA