TEMPO Interaktif, Jakarta: Niat Dinda dan dua rekannya mampir ke mal seusai kerja tentunya untuk cuci mata, sekaligus berbelanja. "Sambil nunggu biar jalanan nggak terlalu parah macetnya," perempuan lajang berusia 28 tahun ini memberi alasan. Namun, setelah berkeliling di beberapa mal, ia menemukan alasan baru berkunjung ke mal. "Belajar bahasa Inggris," ucapnya santai.
Maklum, di hiruk-pikuk suasana perbelanjaan dan area makan serta nongkrong, bermunculan arena untuk cas cis cus. Menyusul fasilitas kebugaran, sejumlah lembaga bahasa Inggris berlomba hadir di mal. Yang belum lama dibuka antara lain di FX Plaza, yakni Ultimate Learning Institute (ULI), yang mengajak siswanya untuk berkumpul di ruang mungil Fpod. Berada di area bersantap, siswa pun belajar dalam atmosfer berbeda.
Chandra Marita Sari, direktur pelaksana ULI, mengaku sengaja merancang waktu dan tempat belajar yang nyaman. "Seiring dengan gaya hidup masa kini, kami memilih Fpod, FX Plaza, yang dilengkapi audio dan video. Waktunya pun fleksibel, bisa sebelum masuk kantor atau setelah pulang kantor," ia menjelaskan. Daripada selalu bersentuhan dengan kemacetan setiap pagi, datang lebih awal dan hadiri kelas di FX Plaza yang berlangsung pukul 08.00-10.00. Atau saat pulang, menunggu kemacetan mereda, mampir untuk belajar antara pukul 18.00-20.00.
Apalagi, kata Chandra, pihaknya juga menyiapkan kelas khusus sesuai dengan kebutuhan profesional. Seperti Inggris khusus akunting, bank dan keuangan, hukum, bisnis, serta pemasaran dan iklan. Program berlangsung selama 10 minggu dengan biaya Rp 2,5 juta. Selain kelas bisnis, ada pula kelas akademik yang berlangsung 20 jam seharga Rp 2,9 juta. Chandra menyebutkan, lembaga ini juga menggandeng Navitas, penyedia jasa pendidikan dengan jaringan kampus di Australia, Kanada, dan Inggris. Dengan demikian, bagi yang siswa hendak melanjutkan pendidikan ke luar negeri, terutama di tiga negara tersebut, tidak perlu repot-repot lagi untuk tes IELTS karena programnya sudah diakui di mancanegara. "Jadi, bisa berhemat," ujarnya.
Nah, daripada menghabiskan waktu hanya untuk kongkow yang menghabiskan waktu dan uang, pilihan ke mal dengan tujuan memperlancar bahasa Inggris pun tampaknya lebih bermakna. Apalagi, pilihannya beragam. Wall Street Institute, misalnya, sudah membuka cabang ketiganya di Pondok Indah Mall beberapa waktu lalu. Sebelumnya, WSI telah hadir di La Piazza Kelapa Gading dan Ratu Plaza.
William Daniel, Presiden Direktur WSI, dalam siaran persnya beberapa waktu lalu menyatakan bahwa pihaknya sangat menghargai kemampuan setiap orang yang berbeda-beda. Karena itu, WSI menggunakan pendekatan berbeda yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing orang. "Metode belajar di WSI yang unik akan membantu pelajar untuk mendengar, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Inggris dengan percaya diri," katanya.
Daniel menambahkan, di WSI, jadwal belajar sengaja dibikin fleksibel. Bak sebuah pusat kebugaran, siswa bebas menentukan jadwal untuk belajar kosakata ataupun lafal di ruang multi media. Bila telah mampu menyelesaikan latihan di ruang tersebut dan menjawab dengan benar latihan tertulis, bisa bertemu guru dan mempraktekkannya di ruang encounter clas. Program belajar seperti ini telah mendapat sertifikasi ISO 9001 dan 2000 dan telah diterapkan di 27 negara. Ia menambahkan, ruangan di arena belajar ini juga sengaja didesain modern dengan gaya terbuka yang membantu menampilkan suasana nyaman.
Nah, untuk semua kenyamanan itu, siswa membayar sekitar Rp 1 juta per bulan. Harga tersebut sudah termasuk berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh para siswa kapan saja. Per level berlangsung selama tiga bulan. Per level biasanya menetapkan biaya berbeda dan pembayaran lazimnya per tiga level.
RITA