Arist menilai buku cerita bergambar yang ada di pasaran, seperti Crayon Shincan, sama sekali tidak mempertimbangkan kemampuan emosi dan berpikir anak. "Shincan itu komik yang dijual untuk anak namun materi ceritanya untuk orang dewasa," kata Arist, Kamis (16/4).
Arist meminta penerbit lokal Indonesia mau menyediakan buku cerita yang baik dan ramah anak. Buku cerita anak juga harus bisa dimengerti anak. "Bahasa yang digunakan harus sederhana," kata dia.
Executive Director PT Mentari Books Indonesia Anna Rimba Phoa mengaku buku cerita anak yang beredar di Indonesia kurang bervariasi. Anna mengatakan selama ini buku cerita anak yang beredar kebanyakan merupakan buku cerita pendek tunggal atau lepasan, dan buku aktivitas anak seperti menggambar, mewarnai.
"Buku cerita anak yang sekaligus meningkatkan kemampuan membaca belum ada, apalagi yang sekaligus mengajarkan bahasa Inggris," kata dia.
Padahal, Anna mengungkapkan seharusnya buku cerita anak bukan hanya menghibur saja, tapi juga punya fungsi pendidikan.
REH ATEMALEM SUSANTI