Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengurai Kekentalan Darah

image-gnews
google.com
google.com
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Pak Tomo, 50 tahun, harus menjalani pemeriksaan kadar trombosit dalam darah. Sang istri bilang, "Bapak diperkirakan mengalami kekentalan darah, alias darahnya kental. Dikhawatirkan bisa terkena stroke." Tanpa banyak bertanya kepada dokter dan mungkin juga kebetulan pasangan ini berhadapan dengan ahli medis yang pendiam, maka yang terpatri di pikiran keduanya adalah sebutan darah kental benar-benar sesuai dengan arti harfiahnya. Pemahaman serupa juga melekat pada kebanyakan orang.

Dr Handrawan Nadesul mengungkapkan, kekentalan darah tidak berarti darahnya dalam kondisi kental. "Melainkan menunjukkan adanya proses atau kerentanan terbentuknya agregasi (pembekuan) dalam pembuluh darah yang dilakukan aktivitas sel pembeku darah bernama trombosit serta faktor-faktor pendukung, yakni sistem pembekuan darah," ia memaparkan. "Karena itu, tidak tepat bila yang dimaksud dengan kekentalan darah, lantas yang diperiksa adalah faktor trombosit atau platelet cell."

Dokter yang juga penulis buku ini menyebutkan, dalam kondisi tersebut, yang diperiksa adalah sel pembeku darah dan agregasi alias proses pembekuannya, apakah memang terjadi pembekuan dan prosesnya terlalu cepat. "Jadi yang dilihat adalah fungsinya. Bila meningkatkan, memang akan ditandai dengan jumlah trombosit yang berlebihan," ia menjelaskan. Jadi yang harus dilakukan adalah tes agregasi.

Ia membenarkan bahwa kekentalan darah bisa berujung pada stroke dan gangguan jantung koroner. Handrawan menyebutkan, aliran darah akan melambat jika sel darah bertambah, selain didorong sifat protein (albumin-globulin) darah yang berubah oleh tumor, atau karena adanya tumor. Dan dalam pembekuan darah, trombosit bukan satu-satunya faktor pemicu. Lazimnya, juga dipengaruhi faktor lain. Salah satunya adalah kadar kolesterol dalam darah yang melonjak. "Makin tinggi kadar lipid (lemak) dalam darah, maka makin kental sifat darah," ia menegaskan.

Aliran darah yang melamban juga memperlemah kerja otot jantung. Akibatnya, pasokan oksigen ke seluruh bagian tubuh terlambat, termasuk aliran ke otak. "Pembuluh darah otak paling sensitif terhadap pasokan oksigen yang kurang." Demikian juga dengan pembuluh darah pada jantung. Bila pasokan oksigen ke sel otak dan sel jantung berkurang, dalam hitungan jam akan menimbulkan kematian. "Kematian sel yang tak mungkin dipulihkan kembali menimbulkan stroke dan serangan jantung koroner," Handrawan mengungkapkan.

Dalam dunia medis, ada yang disebut dengan "waktu emas", yakni tiga jam pertama setelah stroke maupun serangan jantung koroner. Pada masa itulah pasien harus segera ditangani. "Pembekuan perlu diluruhkan (thrombolytic) hingga aliran darah terkoreksi sehingga bisa mengalir untuk melakukan pemasokan kembali," kata Handrawan.

Handrawan pun berpesan, bagi orang yang pernah memiliki riwayat stroke dan serangan jantung koroner, untuk menjaga darahnya agar tidak gampang membeku. Untuk itu, mereka harus telaten minum obat golongan salicylic acid, yang berfungsi sebagai antiplatelet alias antibeku. Orang dengan tingkat agregasi tinggi juga memerlukan obat serupa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lazimnya, gejala terjadinya kekentalan darah bisa berupa sakit kepala, migrain, vertigo yang ditandai dengan nyeri kuat dan kepala berputar, serta gangguan pada telinga dan mata. Handrawan menyebutkan, kasus kekentalan darah sangat dipengaruhi oleh pola makan. Dulu serangan tergolong lebih rendah. Namun, seiring dengan jenis makanan yang beragam dengan pilihan tidak sehat, kasusnya meningkat. "Karena itu, untuk mencegahnya, seharusnya kembali ke pola makan zaman dulu, yang sehat dan alami."

Belum lagi kebiasaan buruk, seperti merokok, menenggak minuman beralkohol, serta kurang mengkonsumsi asupan air, buah-buahan, dan sayuran. Ia pun berpesan untuk tidak meniru pola makan orang Amerika Serikat, yang banyak mengkonsumsi makanan beku. Belum lama ini ditemukan bahwa penduduk negeri besar itu banyak yang kekurangan kalsium serta vitamin A dan C. Hal ini disebabkan mereka sulit menemukan bahan-bahan makanan segar, karena jauh dari tempat produksi, sehingga semua bahan makanan disimpan dalam lemari es dan dibekukan. "Bahan-bahan makanan yang telah disimpan terlalu lama di lemari es akan berkurang kadar vitamin, enzim, dan mineralnya."

Padahal, penting sekali asupan buah dan sayuran bagi tubuh dalam kondisi segar serta sebaiknya memakan empat porsi per hari. Per porsi itu sama dengan segelas. Selain itu, cari menu sehat seperti oatmeal. "Bahan alam alami, dalam banyak studi, dilaporkan juga bisa mengurangi peran jahat sel platelet adalah Omega 3. EPA dan DHA dalam minyak ikan berperan dalam menjaga darah agar tidak gampang membeku," ujar Handrawan.

Dalam diskusi soal kekentalan darah yang digelar di kantor Sun Hope beberapa waktu yang lalu, ia menyebutkan, kekentalan darah bukan satu-satu faktor yang memicu stroke dan jantung koroner. Ia menjabarkan, dalam pembuluh darah sejumlah orang terjadi penumpukan "karat" lemak, dan inilah hasil kerja trombosit, selain didukung kerja sel busa, sel lemak, dan kuman. Tumpukan plak ini disebut thrombus dan bisa saja hanyut serta terlepas bersama aliran darah, tapi kemudian tersangkut pada pembuluh otak sehingga terjadi stroke. Dan bila mampir di pembuluh darah koroner jantung, bisa memicu serangan jantung.

Lantas, bila tak terlepas dari dinding pembuluh darah, karat lemak itu akan bertumpuk sehingga menyumbat aliran darah. Dan dalam proses sumbatan ini, ada sejumlah faktor yang berperan. Selain sel platelet, didorong oleh vitamin K, kehadiran radikal bebas, dan lemak jahat atau LDL. Proses itu berlangsung hingga puluhan tahun sebelum terjadi stroke maupun serangan jantung koroner. Maka yang terpenting adalah pencegahan. Selain meredam faktor risiko, gaya hidup pun harus diubah menjadi lebih sehat dan alami.

RITA


Agar Jantung Sehat

1. Asupan sayuran dan buah-buahan segar empat porsi per hari.
2. Pilih oatmeal.
3. Asupan ikan laut dengan kandungan Omega 3, seperti mackerel, tuna, dan salmon.
4. Waktu tidur dan istirahat yang memadai.
5. Aktivitas sehari-hari yang berimbang.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

1 hari lalu

Ilustrasi semur jengkol. Bango.co.id
Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.


Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

1 hari lalu

Ilustrasi pria berenang. mirror.co.uk
Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

2 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

2 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.


Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

4 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.


6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

10 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang seledri dan jus seledri. Freepik.com
6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

Seledri adalah sayuran renyah dan berserat yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Lantas apa saja manfaatnya?


Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

14 hari lalu

Diskusi Hari Ginjal Sedunia 2024 bertema Ginjal Sehat untuk Semua pada 13 Maret 2024/Tempo-Mitra Tarigan
Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

Faktor penyebab terbesar di dunia (termasuk juga di Indonesia) untuk gangguan ginjal adalah diabetes. Jalani gaya hidup sehat mulai sekarang.


Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

15 hari lalu

diskusi bertema Hari Ginjal Sedunia 2024: Ginjal Sehat untuk Semua, Meningkatkan Pemerataan Akses Pelayanan dan Praktik Pengobatan yang Optimal pada Rabu 13 Maret 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

Hari Ginjal Sedunia tahun ini diperingati pada 14 Mret 2024. Ini 4 hal yang perlu jadi fokus para pihak untuk selamatkan nyawa pasien penyakit ginjal.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

15 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Alasan Pasien Penyakit Ginjal Tahap Lanjut Tak Dianjurkan Berpuasa

15 hari lalu

Ilustrasi ginjal. ANTARA-Shutterstock
Alasan Pasien Penyakit Ginjal Tahap Lanjut Tak Dianjurkan Berpuasa

Pasien penyakit ginjal tahap lanjut dianjurkan tidak berpuasa karena bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.