TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah studi dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, menemukan bahwa melakukan diet kalori secara rutin dalam waktu yang lama, ternyata tidak hanya mampu menjaga penampilan fisik tubuh dari kegemukan, tetapi juga bisa membuat panjang umur.
Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Science pekan lalu itu menemukan bahwa diet kalori sampai 30% dari kebutuhan kalori normal selama 20 tahun, ternyata mampu memperpanjang usia. Penelitian laboratorium yang dipimpin oleh Ricki J. Colman dan Richard Weindruch dari Universitas Wisconsin itu dilakukan pada Monyet Rhesus (Macaca mulatta), binatang yang selama ini sering digunakan sebagai hewan uji laboratorium karena memiliki beberapa karakteristik fisiologis yang mirip manusia.
Penelitian itu melibatkan 76 Monyet Rhesus, yang dimulai sejak 20 tahun lalu. Separuh monyet selama 20 tahun diberikan perlakuan diet 30% dari kebutuhan kalori normalnya, dan separuhnya lagi dibiarkan mengkonsumsi kalori sesuai kebutuhan normal. Dari studi-studi sebelumnya telah diketahui bahwa diet kalori mampu mengurangi resiko terkena penyakit seperti diabetes, kanker, sakit jantung, sakit otot (rematik), penurunan volume otak (brain atrophy) dan kerusakan jaringan otot. Rata-rata hidup normal monyet Rhesus selama ini antara 27 tahun - 40 tahun.
Dua puluh tahun setelah perlakukan, ternyata didapat hasil penelitian laboratorium 63% monyet yang melakukan diet ternyata masih hidup, sementara hanya 45% monyet yang tidak melakukan diet yang masih hidup. Monyet yang mati dari yang tidak melakukan diet, kebanyakan disebabkan oleh berbagai jenis penyakit diatas.
Khusus penyebab kematian akibat penyakit kanker dan gangguan cardiovaskuler, ternyata kali kali tiga kali lipat lebih tinggi mengenai pada monyet-monyet yang tidak melakukan diet, yaitu 14 monyet tidak berdiet mati akibat kanker dan gangguan cardiovaskuler, sedangkan hanya 5 monyet berdiet yang mati akibat penyakit ini.
Hasil penelitian ini menghasilkan dugaan bahwa diet kalori ternyata efektif untuk mengurangi resiko terkena berbagai penyakit kanker dan cardiovaskuler pada manusia, sehingga dapat memperpanjang umur. Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya dari Profesor Luigi Fontana dari Universitas Washington yang mempunyai hipotesa diet kalori terus-menerus selama 6,5 tahun akan mampu mengembalikan fungsi jantung 16 tahun lebih muda.
Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan Baton Rouge dari Universitas Louisiana yang melakukan penelitian pada 48 orang dewasa yang mengidap penyakit kegemukan, dengan melakukan diet 25% kalori dari konsumsi kalorinya selama 6 bulan terus-menerus, dan hasilnya ternyata menurunkan tingkat produktifitas hormon insulin dan temperatur tubuh. Insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme karbohidrat. Sehingga membuat penurunan berat badan secara drastis. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian pada monyet Rhesus.
Penelitian ini sekaligus juga bertolak belakang dengan pendapat dari Profesor Susan Robert, pakar nutrisi dan psikiatri dari Universitas Tufts, yang selama ini cenderung pada pendapatnya yang anti diet. Menurut Susan Robert bahwa diet yang tak terkontrol juga beresiko mengakibatkan penurunan kapasitas tubuh, mengakibatkan kelaparan akut, sensitif terhadap hawa dingin, memperlemah fungsi kekebalan tubuh, dan mengurangi kemampuan konsentrasi otak.
Kesimpulan penelitian Ricki J. Colman dan Richard Weindruch ini penting bagi orang-orang yang mengalami problem kegemukan, bahwa diet tak hanya menurunkan berat badan dan membantu membentuk penampilan fisik lebih baik, tetapi juga untuk menjaga kesehatan dan bahkan berguna memperpanjang umur. Di Amerika saja, yang terkenal dengan masyarakatnya yang sangat konsumtif, saat ini diperkirakan 200 juta penduduknya tengah menghadapai problem dengan obesitas atau kegemukan. Sehingga tema diet adalah menarik di Amerika.
Menurut para pakar nutrisi dan psikiatri, meskipun efek diet telah diketahui bagus bagi tubuh, tetapi tidak mudah melakukan diet, apalagi dalam jangka waktu lama. Biasanya orang cenderung melakukan diet dalam beberapa waktu saja. Sehingga butuh disiplin tinggi untuk diet selama bertahun-tahun.
Perlu Anda ketahui, rata-rata orang dewasa aktif setiap hari membutuhkan asupan 2000 - 2200 kalori, dengan pembagian karbohidrat 60-75%, protein 10-15%, dan lemak 10-25%. Jika Anda ingin melakukan diet sampai 30% kebutuhan kalori, Anda bisa mengatur menu konsumsi Anda setiap hari dengan menghitung kebutuhan kalori dan jumlah kalori yang terkandung pada setiap makanan yang Anda rencanakan akan dikonsumsi setiap hari. Jumlah kalori tiap makanan, dapat Anda temukan di daftar kandungan kalori tiap makanan, yang bisa diperoleh diberbagai sumber referensi. Sebagai contoh Abon mengandung 25 kalori, Ayam mengadung 88 kalori, Biskuit mengandung 46 kalori, dan lain-lain.
Anda bisa melakukan diet dengan mengatur menu makanan setiap hari, dengan jumlah kalori per makanan dan asupan kalori yang ingin Anda konsumsi setiap hari. Diet tak berarti Anda menjadi tak makan, atau menjadikan diri Anda kelaparan. Tetapi diet adalah bagaimana mengatur menu makanan dan kalori yang Anda konsumsi.
LATIMES l SCIENCEMAG l DIET l WAHYUANA