Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Melawan dengan Senjata Sementara

image-gnews
TEMPO/Fully Syafi
TEMPO/Fully Syafi
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Lia Hidayah, karyawan swasta di Jakarta, bimbang. Perusahaannya menugasi perempuan 25 tahun ini ke Singapura. Biasanya, perempuan yang punya hobi belanja ini tak pernah berpikir dua kali bila ada tawaran ke negeri jiran itu—sekalian berbelanja. ”Aku ngeri gara-gara baca berita ratusan warga Singapura mengidap flu babi,” katanya.

Toh, Lia akhirnya memilih berangkat. Namun, sebelumnya, dia bersiap diri dengan disuntik vaksin flu. Lia mendatangi klinik tak jauh dari tempatnya bekerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. Sejak flu babi (swine flu) menyebar dari Meksiko, Maret lalu, ke Benua Amerika, lalu melebar ke belahan dunia lain, termasuk Indonesia, marak pula rumah sakit dan klinik menyediakan vaksin flu jenis A. Flu babi masuk jenis flu ini.

Carepoint Clinic Medic One, salah satu tempat penyedia vaksin flu merek Fluarix, produk pabrik farmasi Glaxo Smith Kline, Belgia, mencatat permintaan dalam tiga bulan terakhir terus meningkat. Vaksin itu diyakini dapat mencegah orang tertular flu babi. Konsumennya kebanyakan orang yang akan bepergian ke luar negeri.

”Setelah marak wabah flu babi, klinik rata-rata memberikan 20-30 vaksin per bulan. Dulu jarang,” ujar Surya, petugas klinik itu. Klinik tersebut juga melayani pemberian vaksin bagi karyawan perusahaan. Tercatat 20 perusahaan yang menjadi anggota klinik itu. ”Sekali datang bisa 80 vaksin,” katanya.

Isnaeni Fajri dari bagian pimpinan bisnis vaksin Glaxo Smith Kline mengakui ada lonjakan permintaan vaksin flu. Sebelum flu babi mewabah, 1.500 vaksin diedarkan untuk seluruh Indonesia, sedangkan kini 2.000 vaksin dihabiskan dalam sebulan. ”Kesadaran masyarakat kita masih rendah. Kalau ada yang meninggal, baru ramai,” katanya.

Dokter Harman Nasution, yang juga berpraktek di klinik itu, menjamin kliniknya memberikan vaksin secara benar. Vaksin tidak akan diberikan kepada orang yang demam. Sebab, demam itu berindikasi infeksi, bisa karena virus, alergi, atau jamur. ”Kalau dipaksakan, seperti menyiram api dengan bensin, tambah berbahaya,” katanya.

Informasi masa kerja vaksin pun disebutkan secara gamblang. Fluarix seperti vaksin lainnya secara umum bekerja setelah dua minggu disuntikkan, tapi bisa bertahan selama setahun. Menurut Isnaeni, vaksin Fluarix bekerja secara tidak langsung. ”Sebab, vaksin ini bukan vaksin khusus untuk flu babi, melainkan hanya untuk strain virus yang mirip,” ujarnya. Vaksin Fluarix ini berisi virus yang sudah dimatikan untuk membentuk antibodi. Selain Fluarix, di Indonesia beredar vaksin sejenis dari produsen farmasi berbeda, seperti Vaxigrip, Agrippal, dan Influtac.

Strain atau turunan virus itu mengikuti rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Untuk tahun ini, menurut rekomendasi WHO, di belahan dunia utara dan selatan ada tiga strain virus, yakni jenis A H1N1, A H1N2, dan jenis B. ”Jadi tiap tahun vaksin ini berganti fungsi sesuai dengan rekomendasi strain tahunan,” kata Isnaeni.

Ketua Tim Dokter Penyakit Khusus dan Isolasi Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, dokter Hadi Yusuf, juga memastikan vaksin yang ramai diminati masyarakat kini bukanlah vaksin khusus flu babi. ”Itu vaksin tahunan. Di Amerika Serikat saja mungkin vaksin buat flu babi itu baru ada pada Oktober nanti,” katanya. Vaksin flu tidak serta-merta ditemukan karena strain virus flu berbeda-beda, tergantung tempat dan waktu. Flu tahun lalu di suatu tempat berbeda strain-nya dengan flu tahun ini di tempat yang sama, lebih-lebih di tempat lain. ”Apalagi flu babi ini belum diketahui jelas strain virusnya,” ujarnya.

Meskipun vaksin yang ada saat ini bukan khusus untuk flu babi, zat di dalamnya sudah dapat digunakan buat melindungi diri dari serangan flu tersebut. Menurut Hadi, vaksin yang mengandung virus, bakteri, atau organisme lain yang telah mati atau dilemahkan itu disuntikkan ke dalam tubuh. Lalu vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi melawan organisme tersebut. Saat organisme jahat kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan balik menyerang dan menghentikan infeksi.

Vaksin berisi kuman yang dimatikan itu, bila diberikan kepada orang sehat, akan memicu respons kekebalan tubuh. Vaksin memaksa tubuh berpikir bahwa tubuh tengah diserang organisme spesifik, sehingga sistem kekebalan bekerja untuk memusnahkan penyerbu dan mencegahnya menginfeksi lagi. Kekebalan yang dibangun vaksin mirip kekebalan yang diperoleh dari infeksi alami.

Agar kekebalan penuh diperoleh, mungkin diperlukan beberapa dosis vaksin. Beberapa orang bisa saja gagal mendapatkan pertahanan penuh setelah diinjeksi pertama kali tapi berhasil pada dosis lanjutan. Kekebalan tubuh juga mungkin berkurang dengan berjalannya waktu, sehingga perlu dosis vaksin tambahan untuk menambah kekebalan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Influenza atau sering disebut flu adalah sejenis virus yang merupakan paket protein dan DNA yang tidak memiliki cukup kemampuan untuk bereproduksi sendiri. Virus ini perlu menginfeksi sebuah sel, lalu menggandakan diri. Virus berkembang biak sehingga ada begitu banyak salinannya tumpah menyebar ke sel-sel yang masih sehat.

Virus flu dari babi (H1N1), sama dengan virus flu dari burung (H5N1), tergolong virus influenza tipe A. Manusia, kuda, anjing laut, dan paus juga bisa terinfeksi virus flu tipe itu. Saat ini ada tiga subtipe yang paling banyak bersirkulasi dalam tubuh manusia, termasuk H1N1. Virus influenza tipe A dan B (hanya bersirkulasi di antara manusia) dikarakterkan ke dalam varian genetik yang disebut strain atau turunan. Turunan baru terus tumbuh secara konstan menggantikan turunan-turunan lama.

Ketika tubuh sudah membangun resistensi terhadap salah satu turunan, turunan yang lebih baru bisa menyusup mengganggu kekebalan tubuh. Bila hal ini terjadi, bermunculanlah insiden penyakit yang cukup tinggi di sebuah area dan menyebar ke wilayah lain, seperti yang terjadi kini.

Senin pekan lalu, WHO mencatat 94.512 kasus flu babi di sejumlah negara, dan 429 penderita di antaranya meninggal. Di Indonesia terdeteksi 112 kasus. Dua pasien meninggal di Padang dan Denpasar.

Karena flu babi sangat cepat menyebar, dan perpindahan orang antarnegara begitu mudah, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, untuk menangkalnya, pemerintah berkonsentrasi menjaga pintu-pintu masuk internasional, yakni pelabuhan udara dan laut serta lintas batas darat. Caranya: dilakukan pemasangan pemindai panas tubuh, pengamatan oleh petugas, dan pelaporan. Selain itu, Departemen Kesehatan sudah mempersiapkan logistik, obat Tamiflu, dan lebih dari 100 rumah sakit untuk merawat pasien flu ini. ”Kami juga sudah merancang metode pemantauan. Semua rumah sakit dan puskesmas harus memberikan data influenza-like illness (penyakit mirip influenza) setiap minggu ke Jakarta,” ujar Tjandra.

Ahmad Taufik, Harun Mahbub
 
 

 

Gejala dan Cegah

Flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini ditularkan melalui binatang, terutama babi, dan dapat menular antarmanusia.

Gejala penderitanya mirip influenza dengan gejala klinis seperti demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat, atau sesak napas, disertai mual, muntah, dan diare. Kematian akibat flu babi terjadi antara lain karena gangguan paru atau pneumonia.

Masa inkubasinya 3-5 hari. Cara penularan bisa melalui udara atau kontak dengan penderita. Menurut dokter Hadi Yusuf, flu babi dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan sebelum makan, setelah buang air, dan sesudah kontak dengan binatang. ”Juga istirahat yang cukup dan makan makanan yang cukup gizi,” ujarnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inggris Laporkan Virus Mirip Flu Babi Terdeteksi pada Manusia

28 November 2023

Daging babi yang dijual di sebuah pasar di Bangkok, Thailand, 11 Januari 2022. Pihak berwenang Thailand mengatakan bahwa mendeteksi kasus pertama flu babi Afrika pada 11 Januari 2022 di sebuah rumah potong di provinsi Nakhon Pathom. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Inggris Laporkan Virus Mirip Flu Babi Terdeteksi pada Manusia

Inggris telah mendeteksi kasus pertama virus flu pada manusia yang serupa dengan virus flu babi.


Beragam Jenis Penyakit Flu Mulai Flu Burung, Flu Unta sampai Flu Babi, Mana Paling Berbahaya?

15 Oktober 2023

Ilustrasi pria flu. shutterstock.com
Beragam Jenis Penyakit Flu Mulai Flu Burung, Flu Unta sampai Flu Babi, Mana Paling Berbahaya?

Sejak puluhan tahun, flu mengalami perkembangan dengan berbagai varian, seperti flu burung, flu babi, flu Singapura, flu tomat, dan flu unta.


Terpopuler: Hujan Kritik Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak, Singapura Kembali Impor Babi dari Batam

8 Mei 2023

Rombongan mobil Presiden Joko Widodo atau Jokowi melintasi jalanan rusak saat kunjungan kerja di Jalan Terusan Ryacudu, Lampung Selatan, Lampung, Jumat, 5 Mei 2023.  Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Terpopuler: Hujan Kritik Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak, Singapura Kembali Impor Babi dari Batam

Berita-berita ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad kemarin, 7 Mei 2023 dimulai dari Presiden Jokowi meninjau jalan-jalan rusak di Lampung.


Beragam Jenis Flu, Kenali Flu Unta sampai Flu Tomat

17 Desember 2022

Ilustrasi wanita flu sedang bekerja di kantor. shutterstock.com
Beragam Jenis Flu, Kenali Flu Unta sampai Flu Tomat

UK Health Security Agency (UKHSA) mengimbau para penonton Piala Dunia 2022 Qatar untuk mewaspadai tanda-tanda terinfeksi flu unta. Ini ragam flu.


Setelah Flu Burung, Flu Singapura, dan Flu Babi, Muncul Flu Tomat

31 Agustus 2022

Ilustrasi flu tomat. Foto : Shutterstock
Setelah Flu Burung, Flu Singapura, dan Flu Babi, Muncul Flu Tomat

Sebelum Flu Tomat mengejutkan dunia, 3 jenis flu ini pernah menggegerkan masyarakat dan wajib Anda waspadai: flu burung, flu Singapura dan flu babi.


4 Penyakit yang Pernah Ditetapkan Darurat Kesehatan Global

27 Juli 2022

WHO menetapkan monkeypox atau wabah cacar monyet sebagai public health emergency of international concern atau darurat kesehatan global.
4 Penyakit yang Pernah Ditetapkan Darurat Kesehatan Global

WHO menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penetapan ini bukanlah kali pertama.


Cara Menghindari Flu

8 November 2021

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Cara Menghindari Flu

Untuk orang tua vaksinasi influenza ini kurang efektif, namun bisa mengurangi tingkat keparahan penyakit flu.


Fakta-fakta tentang Flu Burung, Flu Babi, dan Influenza

8 November 2021

Ilustrasi virus flu. freepik.com
Fakta-fakta tentang Flu Burung, Flu Babi, dan Influenza

Flu babi menyebar dengan cepat dari satu negara ke negara lain, tapi orang muda dan orang tua telah kebal terhadapnya.


Miliarder Cina Peternak Babi Dihukum 18 Tahun Karena Kritik Pemerintah

29 Juli 2021

Sun Dawu. Handout/SCMP
Miliarder Cina Peternak Babi Dihukum 18 Tahun Karena Kritik Pemerintah

Miliarder Cina dihukum 18 tahun penjara karena berani mengkritik kebijakan pemerintah terkait penanganan flu babi.


Mendag Lutfi Ungkap Peliknya Persoalan Kedelai dan Penyebab Harga Naik

11 Januari 2021

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Desember 2020. M Lutfi juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan di masa kepresidenan SBY. ANTARA/BPMI Setpres/Muchlis Jr
Mendag Lutfi Ungkap Peliknya Persoalan Kedelai dan Penyebab Harga Naik

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan tidak mudah mengatasi persoalan kacang kedelai.