Dalam jalan bersama penderita, dokter, psikiater, psikolog, keluarga dan partisipan pendukung jiwa sehat akan dibagaikan flyer atau informasi mengenai kesehatan jiwa. Menurut Yeni, penderita gangguan jiwa perlu mendapat perlindungan dan pengobatan.
“Sayangnya lebih dari 95 persen pnderita gangguan jiwa belum mempunyai akses terhadap pengobatan medis,”katanya pada Tempo Jumat sore (09/10/09).
Akibat tak mendapat akses pengobatan itu, masalah kesehatan jiwa berdampak buruk bagi si penderita. “Bahkan bagi pembangunan berbangsa,”kata Yeni. Selain itu, menurut aktivis pro demokrasi di masa orde baru, imej buruk terhadap penderita gangguan jiwa juga menambah masalah. “Jika bisa ditangani dan mendapat akses mereka bisa hidup normal,”katanya.
Hidup normal? Itulah yang ingin ditunjukkan Perhimpunan Jiwa Sehat Sabtu besok, selain rally di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, penderita, dokter dan para peduli kesehatan jiwa menggelar talk show di MU Café Sarinah. Jiwa yang sehat menunjukkan bangsa yang beradab. (AT)