Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Anak Laki-laki Lebih Lambat Bisa Bicara

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, - Anak laki-laki biasanya terlambat untuk bisa berbicara ketimbang anak perempuan. Keahlian berbahasa mereka juga berkembang lebih lambat dari anak perempuan. Selama ini, apa penyebab hal ini masih menjadi misteri Tapi, penelitian terbaru dari ilmuwan Australia ini mungkin bisa menjawabnya.

Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry edisi terbaru itu, tim peneliti Telethon Institute for Child Health Research pada University of Western Australia di Perth mengumpulkan darah tali pusar dari hampir 900 bayi baru lahir. Darah tali pusar (umbilical cord) itu lalu dites untuk mengetahui kadar testosteron sebelum lahir.

Ternyata, janin laki-laki terpapar testosteron 10 kali lebih banyak dari pada janin perempuan ketika  dalam kandungan. Testosteron atau hormon seks ini diketahui memiliki peran penting dalam proses bagaimana otak berkembang.

"Masalah terlambat berbicara terjadi pada sekitar 12 persen anak-anak yang diteliti, mayoritas adalah anak laki-laki," ujar Andrew J.O. Whitehouse, salah satu peneliti. "Bertahun-tahun, penyebab terlambatnya anak berbica menjadi misteri," Whitehouse menambahkan.

Apa yang ditemukan penelitian ini, kata Whitehouse, adalah terpapar testosteron dalam kadar yang lebih tinggi, khususnya pada janin berkelamin laki-laki bisa jadi merupakan penyebab untuk terlambat kemampuan berbicara anak. "Temuan ini merupakan bukti biologi pertama dari faktor risiko biologi untuk penundaan kemampuan berbahasa," kata associate professor di Telethon Institute for Child Health Research itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian ini tak hanya sebatas menguji kadar testosteron sebelum lahir, tapi juga tahap perkembangan bayi selama tiga tahun pertamanya. Tim peneliti menemukan bahwa bayi laki-laki usia tiga tahun yang memiliki kadar testosteron tinggi memiliki risiko dua kali lipat untuk positif terlambat bicara ketimbang bayi laki-laki dengan kadar testosteron lebih rendah.

Uniknya, ternyata pada anak perempuan yang terjadi sebaliknya. Anak perempuan dengan kadar testosteronnya lebih tinggi punya risiko rendah untuk terlambat bicara ketimbang yang kadar terstosteronnya lebih rendah. Para peneliti masih akan mencari jawaban mengapa testosteron mempunyai efek yang berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan. Untuk menjawap pertanyaan itu diperlukan riset lanjutan.

Penelitian ini hanya menyimpulkan bahwa kadar testosteron yang tinggi sebelum kelahiran berkaitan dengan penundaan kemampuan berbicara anak tapi bukan penyebab penundaan kemampuan berbicara tersebut. "Jika kita bisa mengidentifikasi anak terpapar testosteron kadar tinggi selama dalam kandungan, mungkin kita dapat membantu perkembangan berbahasanya dari tahap sedini mungkin," ujar Whitehouse.

WEBMD News | dody hidayat

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru