Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5.000 Bayi Indonesia Lahir Tuli

image-gnews
Ilustrasi. sublimeburst.com
Ilustrasi. sublimeburst.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, 5.000 bayi yang lahir di Indonesia mengalami ketulian. Hal ini disampaikan Ketua Komisi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (KPGPTK) Damayanti Soetjipto, berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2001.

Data WHO juga menyebutkan sekitar 250 juta penduduk dunia mengalami ketulian, sebesar 50 persennya berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Kebanyakan hal ini disebabkan karena ketidaktahuan mengenai gejala dan penyebab ketulian,” ujar Damayanti.

Menurut Damayanti, ada lima penyakit yang menyebabkan ketulian, yang sebenarnya dapat dicegah sejak dini sebelum menjadi permanen. Antara lain OMSK atau congek, tuli kongenital atau tuli yang muncul sejak lahir, kebisingan, presbikus atau tuli pada orang tua, dan serumen atau kotoran telinga.

Congek disebabkan oleh penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) atau asupan gizi yang kurang baik, yang sebenarnya bisa dicegah dengan memperbaiki asupan gizi. Tuli kongenital atau tuli sejak lahir disebabkan ibu yang meminum obat toksik dan terkena virus torch, sebenarnya bisa dicegah dengan ibu rajin memeriksakan diri ke dokter saat hamil.

Sementara kebisingan karena sering mendengar suara di atas 80 desibel bisa dicegah dengan tidak terlalu lama mendengar musik melalui alat elektronik di atas 30 menit dan memakai pelindung telinga saat berada di lingkungan yang bising.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan timbulnya serumen atau kotoran telinga disebabkan kurangnya perhatian terhadap kebersihan telinga. Serumen dapat dihilangkan dengan rajin membersihkan telinga. “Jangan membersihkan telinga dengan menggunakan cairan, entah lilin atau minyak, karena dapat membuat gendang telinga bolong serta rusak,” ujar Damayanti.

CHETA NILAWATY

Terpopuler:
Menggeliat Bisa Perpanjang Usia

Mikroba Rumput Laut Bisa Hentikan Kerusakan Gigi

Tingkat Kebisingan di Tempat Bermain Anak Berbahaya

Bayi Berukuran Kecil Berisiko Autis

Bila Makanan Rumah Sakit Jadi Sumber Masalah

Resep Panjang Umur Ala Tikus

Tambah Gendut Bisa Sebabkan Nyeri Lutut

Ayo, Desain Ruang Bermain Anak

Jangan Selalu Salahkan Lemak

Lawan Stres dengan Meditasi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.