TEMPO.CO, Jakarta--Para perokok ternyata tidak bisa tidur nyenyak. Bukan hanya dari sisi jumlah jam tidur yang kurang tetapi juga dari kenyamanan tidur yang lebih buruk dibandingkan mereka yang non-perokok. Demikian diungkapkan para peneliti dari Jerman yang meneliti lebih dari dua ribu orang.
Para ilmuwan yang hasil penelitiannya muncul di jurnal Addiction Biology menemukan dari sekitar 1.100 perokok yang disurvei, sebanyak 17 persennya tidur kurang dari enam jam per malam dan 28 persennya mengalami gangguan kualitas tidur. Angka ini masing-masing hanya tujuh persen dan 19 persen di antara 1,200 orang non perokok yang juga disurvei.
"Hasil ini menunjukkan untuk pertama kalinya meningkatnya angka gangguan tidur pada perokok dibandingkan non perokok dalam sebuah komunitas dan mereka tidak mempunyai sejarah gangguan psikiatri bahkan setelah risiko potensinya dihitung," kata Stefan Cohrs, dari Charite Berlin Medical School di Jerman seperti dikutip Reuters edisi 13 September 2012.
Meski demikian hasil penelitian ini tidak bisa membuktikan bahwa merokok secara langsung mengganggu kualitas tidur karena para perokok mempunyai kebiasaan lain yang bisa mempengaruhi mereka untuk tidur seperti menonton televisi hingga larut malam atau kurang olahraga, sambung Cohrs.
"Jika Anda merokok dan mengalami gangguan tidur, maka ini adalah alasan yang baik untuk berhenti merokok," ungkap Cohrs.
Buruknya kualitas tidur kemungkinan bukan satu-satunya yang membuat waktu tidur Anda terganggu. Beberapa penelitian sebelumnya mengaitkan antara buruknya kualitas tidur dengan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung.
Penelitian ini melibatkan 1.071 perokok dan 1.243 non perokok yang tidak mengalami masalah dengan gangguan kejiwaan sebab kondisi tersebut kemungkinan membuat seseorang lebih cenderung untuk merokok dan lebih rentan atas masalah tidur.
Para peneliti menggunakan kuisioner untuk mengukur kualitas tidur responden. Secara keseluruhan, seperempat perokok mempunyai skor yang membuat mereka masuk dalam kategori "terganggu" tidurnya, yang berarti mereka mempunyai peluang tinggi terkena insomnia.
Menurut Cohrs dan timnya, banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan kualitas tidur seperti faktor usia, berat badan dan konsumsi alkohol. Tetapi merokok sejak lama memang dikaitkan dengan buruknya kualitas tidur.
REUTERS I ARBA'IYAH SATRIANI
Berita lain:
Pre-Order iPhone 5 Tembus 2 Juta dalam 24 Jam
Google Ternyata Pernah Menyewakan Kambing
Hantu Lokal Dreadout Nampang di ICT Award 2012
Hari Ini, Komponis Jerman Clara Schumann di Google
Yahoo Segera Kantongi Dana Segar Untuk Ekspansi