TEMPO.CO, Jakarta - Katakan, akhir pekan ini adalah hari terakhir dan akhir dari cuti hamil Anda, yang berarti saatnya untuk mempersiapkan diri kembali ke kantor. Meninggalkan si kecil, yang selama hampir 10 bulan "menempel" kemanapun Anda pergi, lalu kemudian muncul sebagai bayi rupawan, tentu tak mudah.
Salah satu pendiri MyWorkButterfly.com dan ibu dari dua anak laki-laki, Bradi Nathan, menjelaskan mengapa perjuangan meninggalkan anak-anak mereka untuk kembali sangat berat. "Ini adalah kesempatan sekali dalam seumur hidup. Tahun Anda tidak akan pernah kembali mengulang waktu menyaksikan seorang bayi tumbuh hari demi hari," katanya.
Banyak ibu bekerja, katanya, merasa bersalah pada awalnya, atau takut meninggalkan anak mereka untuk kembali bekerja. Namun, katanya, lama-kelamaan akan terbiasa.
Nathan mengemukakan banyak alasan positif untuk kembali bekerja. Selain bagi diri, juga bermanfaat bagi keluarga. "Kerja menawarkan rasa kemandirian, dan bertemu dengan keluarga kembali setelahnya menjadi momen yang sangat bernilai untuk memperkokoh kebersamaan," katanya.
Nathan mengungkapkan beberapa perasaan yang menghinggapi ibu bekerja, saat memutuskan untuk kembali bekerja setelah persalinan. Dia mungkin akan merasa waswas tak dapat menjadi orangtua bagi anak sesuai yang mereka inginkan. "Tapi yakinlah, menitipkan pengasuhannya pada orang yang Anda seleksi dan percaya sama saja, toh Anda juga pergi maksimal hanya untuk delapan jam sehari," katanya.
Jadi yang penting disiapkan saat transisi sebelum kembali bekerja adalah: pastikan Anda mendapat pengasuh yang tepercaya. Pastikan semua kebutuhan bayi Anda terpenuhi, dengan menurunkan "ilmu" perawatan pada sang pengasuh. Dan terakhir, buatlah jadwal sefleksibel mungkin di kantor sehingga Anda bisa dengan leluasa memerah ASI, nenelepon untuk menanyakan keseharian bayi Anda, dan tentu saja, secepatnya pulang ketika pekerjaan telah tuntas hari itu untuk bertemu sang buah hati.
NEW PARENTS | TRIP B