Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konsumsi Buah Sebelum Makan Tak Redakan Lapar

image-gnews
Sxc.hu
Sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemikiran untuk mengisi perut kosong dengan buah-buahan dan sayuran agar menjadi kenyang ternyata tidak sepenuhnya benar. Setidaknya hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mengkonsumsi jus buah-buahan sebelum makan justru menambah rasa lapar sekaligus meningkatkan berat tubuh bagi beberapa orang.

Mengkonsumsi buah apel dan anggur sebelum makan siang membantu orang merasa kenyang dan makan lebih sedikit ketimbang jika mereka menenggak jus buah-buahan dalam jumlah yang sama sebagai makanan pembuka. Namun, para ilmuwan mengungkapkan bahwa diet buah-buahan dan sayuran selama berbulan-bulan ternyata tidak menghilangkan rasa lapar seseorang.

Beberapa dokter menyarankan orang untuk makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran yang lebih rendah kepadatan energinya dibandingkan burger dan piza. Harapannya, bisa membantu mereka kenyang lebih lama, mencegah terlalu banyak makan, dan tidak menambah berat badan.

Namun, hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mengkonsumsi lebih banyak wortel, brokoli, dan jeruk setiap hari tidak menjauhkan rasa lapar dalam jangka panjang. Bahkan mengkonsumsi buah-buahan dalam bentuk minuman hanya menambah kalori pada hari itu saja tanpa pengaruh apa pun di hari lainnya.

Temuan ini ditunjukkan dengan hasil percobaan terhadap 34 partisipan. Para responden tersebut sebagian kelebihan berat badan, sebagian berat tubuhnya normal, dan sebagian mengalami kenaikan berat badan antara 3,5-5 pon (1,6-2,3 kg). Mereka diberi waktu delapan minggu untuk mengkonsumsi jus buah dalam menu makanan mereka. Responden yang bertubuh lebih berat juga bertambah berat badannya ketika mereka mengkonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayuran.

Richard Mattes dari Purdue University di Wesy Lafayette, Indiana dan rekan-rekannya menemukan bahwa ketika mereka memberi makan para sukarelawan makan siang reguler berupa makaroni dan keju, para sukarelawan itu mengkonsumsi rata-rata 785 atau 821 kalori.

Ketika partisipan yang sama mengkonsumsi makanan dengan buah segar dan yang dikeringkan, diikuti dengan makanan utama, mereka mengkonsumsi 678 kalori selama makan siang--termasuk buah-buahan. Ketika mereka memulai makan dengan jus buah-buahan, total kalori yang dikonsumsi mencapai 891 kalori.

Secara umum, orang mengkonsumsi sekitar 400 kalori atau lebih, ketika mereka makan siang dimulai dengan jus, dibandingkan dengan saat mereka makan dimulai dengan buah-buahan segar. Inilah yang terungkap dari penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Obesity.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, hasil temuan ini, menurut Mattes dan rekan-rekannya, tidak berlangsung untuk jangka panjang. Ketika para ilmuwan memberikan 400 hingga 550 kalori kepada para sukarelawan tersebut setiap hari selama delapan minggu, ternyata tidak ada perubahan dari rasa lapar atau kenyang selama periode tes.

Hal ini berarti, menambahkan buah-buahan dan sayuran untuk mengikuti panduan nutrisi yang dianjurkan, kemungkinan tidak akan cukup membuat seseorang merasa kenyang dan kehilangan berat badan. Hal tersebut justru cenderung meningkatkan berat tubuh mereka, kata para ilmuwan.

"Jika Anda meminta orang untuk menambahkan sesuatu dalam menu makanan mereka, Anda kemungkinan tidak akan kehilangan berat badan atau naik berat badannya, bahkan dengan buah-buahan dan sayuran," ujar Barbara Rolls, kepala ilmu nutrisi di Pennsylvania State University di University Park, seperti dikutip Reuters, 30 November 2012.

"Anda harus berhati-hati untuk memastikan bahwa Anda menekankan subsitusi, bukan sekadar, makan ini lebih banyak atau makan itu lebih banyak," kata Rolls, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Ia menambahkan bahwa hal tersebut benar untuk minuman karena tubuh mengatur rasa lapar dan haus secara berbeda dan orang lebih sering berpikir untuk makan lebih sedikit serta menggantinya dengan jus atau minuman berkalori lainnya.

REUTERS | ARBA'IYAH SATRIANI

Gaya! terpopuler:
Parfum Ini Beraroma Gurih
Tidur Sejam Lebih Awal Tangkal darah Tinggi
Tidur Lebih Ampuh Ketimbang Obat 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

2 hari lalu

Ilustrasi wanita diet. Freepik.com/Schantalao
Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?


Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

19 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.


Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

22 hari lalu

Ilustrasi alpukat (Pixabay.com)
Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?


6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

38 hari lalu

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.


Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

44 hari lalu

Ilustrasi makanan diet. shutterstock.com
Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.


Apa Itu Diet Flexitarian?

50 hari lalu

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.


Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

55 hari lalu

Ilustrasi wanita menikmati makanan di restoran. Unsplash/Pablo Merchan
Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.


Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Ilustrasi pria diet. Shutterstock
Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.


5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

Ilustrasi diet makanan mentah. Freepik.com/Yanalya
5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.


Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Song Joong Ki. Foto: Instagram/@highziumstudio
Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?