TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Riri Riza menilai novel Pulang karya Leila S Chudori adalah sebuah novel yang penuh ambisi. "Saya merasa ini salah satu novel cerita yang ambisius," kata Riri setelah acara peluncuran buku itu di Goethe Institute, Jakarta, Rabu, 12 Desember 2012.
Riri mengaku sudah mendengar cerita tentang buku hasil karya Leila itu sejak awal pembuatannya sekitar 2005-2006. Menurut dia, salah satu tantangan besar dalam buku ini adalah menceritakan tahun-tahun bersejarah di Indonesia. "Ini sebuah tantangan menceritakan sebuah era sejarah Indonesia tahun 1965 dan 1998. Dan pada saat yang sama juga menceritakan tentang keluarga," katanya.
Riri menilai pembacaan novel seperti yang dipentaskan pada malam peluncuran buku itu sangat menarik. Sependapat dengan Riri, President and CEO GE Indonesia, Handry Santriago, juga menyukai secara keseluruhan pertunjukan dramatic reading itu. "Secara keseluruhan itu top. Tiga jempol, deh," kata Handry yang sempat telat melihat pertunjukan itu.
Dari seluruh novel Leila, Handry mengaku paling menyukai 9 dari Nadira. "9 dari Nadira itu menurutku keren. Semoga novel Pulang bisa lebih dari itu," kata Handry dengan semangat.
Novel Pulang menceritakan tentang Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia bersama tiga sahabatnya yang terhadang balik ke Indonesia setelah meletusnya peristiwa 30 September 1965. Paspor mereka dicabut.
Latar novel ini pun berganti ke bulan Mei 1968 tentang gerakan berkecamuk di Paris. Kemudian berlanjut ke Mei 1998 di Indonesia dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
Novel Pulang mulai ditulis pada 2006-2012. Leila dua kali ke Paris untuk mewawancarai eksel politik yang mendirikan Restoran Indonesia dan mendapatkan buku-buku serta literatur untuk menyangga novelnya itu.
MITRA TARIGAN
Baca juga:
8 Rahasia Wanita Prancis Tetap Langsing
Kasus Aceng Tak Ada Apa-apanya Dibanding Ini
Kiamat Belum Dekat, tapi Toutatis 4179 Dekati Bumi