Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Novel Pulang, Menggugah Ingatan tentang Indonesia

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Peluncuran novel
Peluncuran novel "Pulang" karya Leila S. Chudori (kiri). TEMPO/Arif Zulkifli
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-  Novel Pulang adalah paparan mengenai kesadaran orang-orang Indonesia yang tidak dihitung masuk himpunan Indonesia semasa Orde Baru. Karakter utamanya Dimas Suryo, Risjaf, Nugroho Dewantoro, dan Tjai Sin Soe, juga Surti, Lintang, dan Segara Alam. Mereka adalah orang yang terus-menerus berjuang menjadi orang Indonesia di tengah penolakan rezim Soeharto.

Dimas Suryo, Risjaf, Nugroho Dewantoro, dan Tjai Sin Soe adalah eksil politik Indonesia di Paris. Mereka bertahan meski terbuang jauh di negeri orang, diburu dan dicabut paspor Indonesia-nya karena dekat dengan orang-orang Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Di Paris, mereka tetap mencintai Indonesia, bertahan hidup layak sambil memberi manfaat bagi Indonesia dengan mengelola Restoran Tanah Air, sebuah restoran Rue Vaugirard di pinggir Paris. Restoran ini menyediakan makanan dan kegiatan yang mempromosikan Indonesia.

Dimas Suryo paling banyak mendapat sorotan dalam novel ini. Dilema eksistensial yang dihadapi diurai secara terperinci. Kerinduan pada Indonesia, kenangan cinta dengan Surti, hubungan suami-istri dengan Viviene yang rentan putus dan akhirnya cerai, serta kecemasan tak bisa pulang dan dikubur di Indonesia membelitnya. Di saat yang sama, ia harus bertahan hidup layak dan merawat Lintang, anak perempuannya, yang jadi penyemangat hidupnya. Tapi keinginan akhirnya adalah dikuburkan di tanah airnya, seperti yang sering ia ujarkan, "Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin" mengambil petikan dari puisi "Yang Terampas dan Yang Pupus" Chairil Anwar.

Dalam pembacaan saya, bukan semata keinginan dikubur di Karet yang dimiliki Dimas, melainkan juga mempertahankan dirinya sebagai orang Indonesia dan memiliki wewenang untuk mewariskan Indonesia.

Surti, istri sahabat Dimas Suryo, Hananto Prawiro, ikut terpinggirkan karena suaminya terlibat banyak kegiatan di Lekra. Hananto ditangkap setelah sempat menghilang, lalu dihukum mati. Lintang, anak perempuan Dimas Suryo dari perkawinannya dengan Vivienne Devereaux, perempuan Prancis yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya, merasa terpanggil untuk mengenal Indonesia. Alam, anak Surti dan Hananto Prawiro, mempertahankan dirinya sebagai orang Indonesia dengan melakukan advokasi, bersama Bimo, anak Nugroho Dewantoro, bagi orang-orang Indonesia yang terpinggirkan.

Kisah tokoh-tokoh yang dimuat di dalamnya memberikan pemahaman kepada kita bahwa keindonesiaan merupakan sebuah ikhtiar yang intensional. Ia tak ditentukan oleh tempat kelahiran atau penerimaan pemerintah. Keindonesiaan tak hilang ketika kita meninggalkan wilayah Indonesia.

Pulang, seperti disebutkan dalam sinop­sis sampul belakang novel, adalah "…sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta, dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998. Dan itu semua tersaji dalam narasi yang tertata apik. Leila S. Chudori berhasil meramu unsur-unsur naratif secara meyakinkan dalam novel ini.

Penataan adegan dalam novel ini memberi kesan visual yang kuat. Citra-citra visual membentang di benak saya seperti saya sedang menonton film. Lebih dari sekadar menonton, pikiran saya juga digugah terus oleh rangsangan verbal dari rangkaian kata yang dipancarkannya. Leila juga mahir memanfaatkan gaya bahasa. Sejak awal, tuturan yang bernas disebar dalam novel. Pada bab pembuka, kita temukan barisan kata ini:

"Malam sudah turun, tanpa gerutu dan tanpa siasat. Seperti jala hitam yang mengepung kota; seperti segalon tinta yang ditumpahkan seekor cumi raksasa ke seluruh permukaan Jakarta. Seperti juga warna masa depan yang tak bisa kuraba."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mulai adegan penangkapan Hananto di Jalan Sabang hingga pemakaman Dimas Suryo di Karet, adegan-adegannya ditampilkan dengan komposisi polyphony. Secara keseluruhan, novel ini juga membentuk polyphony; ada banyak tema, peristiwa, benda, lintasan pikiran, dan lain-lain yang independen antara satu dan lainnya tapi membentuk satu komposisi yang padu. Meski ada bagian mengisahkan peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda dan ada banyak suara yang dimunculkan, jalinannya membentuk keseluruhan yang utuh. Ini mengingatkan saya pada musik baroque. Sambil membaca, saya seperti mendengarkan nyanyian melatari kisah dalam novel itu.

Pembabakan cerita mengingatkan saya pada teknik penulisan skenario dengan teknik tiga babak. Tapi pada setiap babak ada lapisan yang berbeda. Di babak pertama, karakter-karakternya diperkenalkan lewat watak mereka yang dapat diindrai ataupun lewat pikiran-pikirannya. Motif setiap tokoh sudah terbaca. Tempat-tempat berlangsungnya peristiwa pun diceritakan dengan ilustrasi yang membangun suasana penghayatan. Di babak kedua, masalah dan konflik mulai muncul. Para tokoh berjuang mengatasi masalah dan konfliknya. Menjelang babak ketiga, masalah mulai berkembang menjadi sesuatu yang tak terduga, ada kelokan tajam bahkan patahan. Pada babak ketiga, masalah memuncak: kerinduan Dimas pada Indonesia makin kuat, perceraian dengan istri, dan penyakit menderanya. Tapi, di akhir babak ketiga, konflik mulai terselesaikan lewat tokoh Lintang dan Alam. Pertemuan Lintang dan Alam tampaknya jadi solusi bagi kisah cinta Dimas Suryo dan Surti, yang terpisah tapi tak hendak pupus.

Cara Leila memanfaatkan flashback menjadi kekuatan novel ini. Perpaduan kisah masa lalu dan masa kini dibangun koheren. Pencerita bergerak bolak-balik di antara masa lalu dan masa kini. Apa yang terjadi di masa lalu dimaknai di masa kini sekaligus apa yang ada di masa kini dimaknai oleh masa lalu. Masa lalu dan masa kini ditata ulang dalam alur pemaknaan terhadap stimulus yang diterima tokoh dalam kesehariannya.

Saya memaknai dinamika novel ini analog dengan dinamika ingatan, terutama ingatan episodik. Apa yang terjadi di masa kini bisa jadi stimulus bagi aktifnya ingatan tentang yang terjadi di masa lalu. Apa yang diingat dari masa lalu menjadi stimulus bagi konstruksi pikiran di masa kini dan antisipasi masa depan.

Jalinan naratif yang dibangun dalam Pulang menghasilkan tata peristiwa yang dinamis dan menggerakkan pembaca untuk berpindah dengan mulus dari satu karakter ke karakter lain, dari satu periode waktu ke periode lain, dari satu tempat ke tempat lain, serta dari satu penghayatan ke penghayatan lain. Variasi tema yang kaya, perincian yang menggugah visual, dan karakter-karakter yang berbeda tapi membentuk komposisi kisah yang padu menjadi kekuatan novel ini.

Membaca novel yang tergolong tebal ini saya mendapat kenikmatan sekaligus pekerjaan tambahan. Saya menikmati jalinan naratifnya yang tertata rapi dan memberi penghayatan baru. Tapi efek yang ditinggalkannya membuat saya memikirkan lagi keberadaan dan identitas saya sebagai orang Indonesia.

Saya seperti masuk ke kenangan pribadi sekaligus sejarah Indonesia mutakhir dan menemukan banyak ruang kosong yang gelap di sana, juga ruang kusut. Kenangan itu menggugah saya, bahkan menggugat, untuk membenahinya. Tapi novel ini juga membantu kita menemukan apa yang mesti dibereskan dalam ingatan kolektif Indonesia untuk dapat menjawab apa makna menjadi orang Indonesia, apa makna menjadi Indonesia.

Bagus Takwin, pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

5 Februari 2024

Peluncuran Buku Majukan Perdagangan Bersama Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menyoroti pentingnya kolaborasi sebagai kunci keberhasilan dalam memajukan sektor perdagangan Indonesia.


IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

17 Oktober 2023

Frankfurt Book Fair (FBF). Ikapi
IKAPI Kecam dan Batal Hadiri Frankfurt Book Fair 2023, Begini Sejarah Ikatan Penerbit Indonesia

Simak sejarah IKAPI yang salah satu pelopornya merupakan sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana. IKAPI mengecam dan batal hadiri Frankfurt Book Fair 2023


Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

28 September 2023

Suasana peluncuran Buku Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan di Yogyakarta Selasa, 26 September 2023. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Buku Awan Merah: Cerita Colombus hingga Cyrus Habib dalam Refleksi Rohaniwan

Rohaniwan yang juga pengajar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Baskara T. Wardaya menulis buku bertajuk Awan Merah: Catatan Sepanjang Jalan.


4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

11 Mei 2022

Ilustrasi wanita sedang membaca buku. Unsplash/Streetwindy
4 Tahapan Membuat ISBN, Penuhi 8 Syarat ini

Begini cara mengajukan permohonan ISBN dengan memenuhi 8 syarat teknis. Apa saja?


Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

9 September 2021

Gedung Balai Pustaka, Jakarta. [TEMPO/ Hidayat SG
Lowongan Kerja Balai Pustaka bagi Lulusan D3 dan S1, Berikut Kualifikasinya

PT Balai Pustaka membuka lowongan kerja bagi lulusan D3 dan S1.


Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

2 Juli 2021

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Juni 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sandiaga Uno Dukung Penerbitan Buku Wisata Halal Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan konsep wisata halal.


Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

29 Mei 2021

Wattpad. support.wattpad.com
Cara Dapat Uang Dari Wattpad, Jangan Lewatkan 6 Tips ini

Di era serba digital, cara dapat uang dari Wattpad pun bisa dilakukan oleh mereka yang suka menulis. Simak tipsnya.


Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

6 Oktober 2020

Ilustrasi perempuan menulis. shutterstock.com
Program Nulis dari Rumah, Stimulus untuk Penulis dan Penerbit

Pemerintah memberikan stimulus untuk penulis dan penerbit melalui program "Nulis dari Rumah".


London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

13 Maret 2019

12 Rights Buku Indonesia Terjual di London Book Fair Hari Pertama. Tempo/Erwin Zachri
London Book Fair, Penerbit Asing Borong Hak Terbit Buku Indonesia

Pada hari pertama pameran buku London Book Fair (LBF) 2019, Indonesia sudah membukukan penjualan hak penerbitan untuk 12 judul buku.


Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

30 Agustus 2018

Elevation Books mengeluarkan buku Ucok Homicide, Flip Da Skrip: Kumpulan Catatan Rap Nerd dalam Satu Dekade, di pengujung Agustus. Istimewa
Buku Ucok Homicide Soal Hip Hop Dalam 1 Dekade Beredar

Penerbit buku independen Elevation Books belum kapok membidani kumpulan tulisan Herry Sutresna aka Ucok Homicide.