Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Antibiotik Tak Efektif Atasi Batuk

image-gnews
TEMPO/Gunawan Wicaksono
TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta--Antibiotik tidak efektif untuk mengobati pasien yang mengalami batuk yang menetap dan disebabkan oleh infeksi dada ringan, demikian laporan dari Lancet Journal.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa parahnya gejala dan lamanya durasi sakit pada pasien yang diobati dengan antibiotik tidak memberikan efek yang berbeda dengan pemberian placebo. Namun para ilmuwan mengingatkan jika dicurigai mengalami radang paru-paru maka antibiotik perlu diberikan untuk mengatasi penyakit tersebut.

"Menggunakan antibiotik amoxicillin untuk mengatasi infeksi pernapasan pasien yang tidak dicurigai mengalami radang paru-paru sebenarnya tidak membantu dan bahkan bisa membahayakan," ujar Paul Little dari University of Southampton yang melakukan riset tersebut seperti dikutip BBC 19 Desember 2012.

"Kelebihan penggunaan antibiotik, khususnya ketika mereka tidak efektif, akan menyebabkan resistensi dan mempunyai efek samping seperti diare,muntah dan ruam kemerahan," kata Little.

Lebih lanjut Little mengatakan, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa orang bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, kata dia, sebagian kecil orang menjadi sehat setelah mendapatkan antibiotik, memang menjadi tantangan tersendiri untuk mengidentifikasinya kasus per kasus.

Penelitian sebelumnya mengenai perlu tidaknya penggunaan antibiotik untuk pengobatan infeksi dada, ketika gejala yang muncul adalah napas pendek, rasa lemah dan demam tinggi, batuk serta kelelahan, menyebabkan konflik, khususnya pada orang lebih tua yang terinfeksi dada dan bisa menyebabkan komplikasi lanjutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi ini secara acak membagi pasien ke dalam dua grup, satu menerima antibiotik dan grup lainnya hanya diberi placebo pengobatan tanpa obat sesungguhnya yang berbentuk pil gula, tiga kali sehari selama tujuh hari.

Hasil studi menunjukkan perbedaan kecil dalam gejala keparahan dan durasi sakit antara kedua grup tersebut. Hal ini juga terjadi pada pasien yang lebih tua yang berusia 60 tahun ke atas, yang jumlahnya mencapai sepertiga dari partisipan penelitian. Mereka yang mengkonsumsi antibiotik juga dilaporkan mengalami efek samping seperti muntah, diare dan ruam kemerahan dibandingkan mereka yang mengkonsumsi placebo.

BBC I ARBA'IYAH SATRIANI

Baca juga:
Keju dan Kacang Bisa Bikin Sakit Kepala

Hambat Perkembangan HIV AIDS dengan Ginseng Merah

Pajang Foto di Facebook Bukan Narsis, Asal...

Membaca Novel Bisa Hilangkan Stres

Lily Yulianti Luncurkan Buku Kumpulan Cerpen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

2 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

5 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.


5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

9 hari lalu

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
5 Manfaat Minum Air Kelapa Hijau saat Berbuka Puasa

Tidak hanya segar, air kelapa hijau juga memiliki sejumlah manfaat yang signifikan bagi kesehatan tubuh.


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

12 hari lalu

Ilustrasi tidur. Pixabay
Penelitian Menunjukkan: Banyak Penyakit yang Bisa Timbul karena Kurang Tidur

Kekurangan waktu tidur akan menyebabkan tubuh seseorang mengalami beberapa masalah. Apa saja?


5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

12 hari lalu

Ilustrasi gula di dalam wadah. Foto: Freepik.com
5 Manfaat Mengurangi Konsumsi Gula bagi Tubuh

Mengurangi konsumsi gula dapat memberikan dampak yang baik untuk tubuh. Apa saja?


Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

15 hari lalu

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya. Foto: Canva
Ketahui Suhu AC untuk Bayi yang Ideal Berdasarkan Usianya

Suhu AC untuk bayi perlu disesuaikan sesuai dengan usianya. Hal ini agar suhu tidak terlalu dingin atau panas. Berikut ini informasinya.


5 Manfaat Makan Pepaya

15 hari lalu

Ilustrasi buah pepaya. Unsplash.com/Pranjall Kumar
5 Manfaat Makan Pepaya

Pepaya mengandung berbagai nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa saja?


Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

16 hari lalu

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya. Foto: Canva
Bolehkah Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Penjelasannya

Bolehkah makan gorengan saat berbuka puasa? Jawabannya adalah boleh, namun tetap mempertimbangkan asupannya. Ini penjelasan lengkapnya.


Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

20 hari lalu

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).