Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bayi Tidur Bisa Merespons Suara Marah

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Bayi dan ibunya tidur bareng.
Bayi dan ibunya tidur bareng.
Iklan

TEMPO.CO, Oregon - Suara orang yang berdebat ternyata bisa mempengaruhi proses emosional bayi dalam menyerap nada suara, demikian diungkapkan sebuah penelitian terbaru. Otak bayi akan 'menyala' saat merespon nada marah, sekalipun mereka sedang tidur.

Pikiran bayi sangat mudah dibentuk. Lingkungan dan kejadian-kejadian yang mereka alami mempertajam otak mereka untuk sesuatu yang baik maupun buruk. Stres akibat kekerasan atau dibesarkan dalam lingkungan tidak kondusif bisa mempercepat atau bahkan memperlambat perkembangan bayi.

Namun dalam studi yang akan dipublikasikan pada jurnal Psychological Science mendatang, terlihat bahwa stres sedang pun bisa mempengaruhi fungsi otak bayi. "Kami tertarik untuk mengetahui apakah sumber stres umum dalam kehidupan anak-anak, apakah konflik orang tua ada kaitannya dengan perkembangan fungsi otak bayi," kata ketua peneliti, Alice Graham, dari University of Oregon dalam pernyataannya seperti dikutip situs LiveScience.

Graham dan rekan-rekannya memindai otak 20 bayi yang sedang tidur dengan menggunakan functional magnetic resonance imaging. Mereka berusia enam hingga 12 bulan. Di dalam alat pemindai itu, bayi-bayi tersebut mendengarkan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pria dewasa dalam nada sangat marah, agak marah, bahagia atau netral.

Otak para bayi yang tidur itu menunjukkan perbedaan pola aktivitas terkait dengan masing-masing nada emosi yang berbeda. Dibandingkan dengan bayi yang dibesarkan di rumah yang menyehatkan, bayi yang tumbuh di rumah yang penuh konflik mempunyai respon yang lebih besar pada nada suara yang sangat marah di bagian otak yang melibatkan stres dan pengaturan emosi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil riset sebelumnya menunjukkan bahwa para bayi sangat peduli dengan konflik orang tua yang kemungkinan konflik tersebut mempengaruhi cara bayi tersebut mengatasi stres dan emosi, ungkap Graham.

LIVESCIENCE | ARBA'IYAH SATRIANI

Berita terpopuler lainnya:
Siswa SD Ikut Ujian Nasional di Bale Rumah Guru

Dua Marinir Dikembalikan, Menlu Italia Mundur

City Tak Punya Mental Juara Seperti MU

Duet Khofifah-Bambang Terus Menuai Dukungan

GMNI Pecah Soal Calon Gubernur Jawa Tengah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.