TEMPO.CO, Jakarta - Semua tahu, olahraga amat dibutuhkan agar kita sehat. Tubuh ini memang diciptakan untuk bergerak. Dulu, sebelum teknologi memudahkan hidup manusia, kita tak perlu berolahraga. Untuk mencari makan saja kita harus berburu--berlari, menombak, dan mengangkat beban. Setelah semua aktivitas bisa dilakukan sambil duduk, motivasi orang untuk bergerak menjadi minim. “Lebih senang di depan TV, duduk di bioskop menonton film, itu sudah hukumnya,” kata Direktur Slim & Health Sports Therapy Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta, dokter Michael Triangto.
Selain soal kemalasan, ada faktor psikologis. Tidak sedikit orang yang menjadi malas untuk berolahraga karena pikirannya sendiri. Hal ini, misalnya, terjadi pada orang-orang yang mengalami kegemukan atau obesitas. Mereka enggan berolahraga karena mesti mengenakan pakaian yang semakin menunjukkan bentuk tubuh mereka. “Mereka malu menjadi tontonan,” kata Michael.
Untuk memotivasi diri agar senang berolahraga, berhentilah berpikir bahwa yang kita lakukan adalah olahraga. Seperti ditulis Helpguide.org, motivasi yang pertama-tama adalah agar kualitas tidur kita menjadi lebih baik serta menjadikan fisik lebih rileks. Janganlah berolahraga karena ingin tubuh yang berotot atau perut yang rata.
Ingat, manfaat ini dapat kita capai tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam dengan mengangkat beban di pusat kebugaran atau berlari di treadmill.
Sebagai permulaan, kata Michael, jangan langsung ke pusat kebugaran. Kadang, hal itu malah mengintimidasi. “Bisa dibayangkan orang akan menjumpai alat-alat fitness, tapi dia tidak tahu bagaimana cara menggunakannya,” kata spesialis kedokteran olahraga ini. Kita bisa berolahraga di rumah atau di sekitar kompleks rumah.
IQBAL MUHTAROM
Berita terpopuler lainnya:
'Postingan Idjon Djanbi Tak Bisa Dipertanggungjawabkan'
Misteri Selongsong Peluru di Cebongan
Pati, Kota Seribu Paranormal
Bambang Pamungkas Pensiun dari Timnas Indonesia