TEMPO.CO, Bangkok – Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengingatkan bahayanya hipertensi atau tekanan darah tinggi pada Hari Kesehatan Dunia 2013 yang akan jatuh 7 April mendatang. Di seluruh dunia sebanyak 9,4 juta kematian setiap tahun akibat hipertensi dan penyakit terkait. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta di antaranya ada di Asia Tenggara. Padahal kematian tersebut bisa dicegah melalui gaya hidup sehat, deteksi dini dan pengobatan yang tepat.
Banyak orang tidak menyadari telah menderita hipertensi atau enggan mendapatkan perawatan, sehingga potensi komplikasi meningkat. Padahal hipertensi bisa diobati dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan yang tepat. Selain itu, pencegahan hipertensi harus menjadi prioritas pembangunan, ekonomi, sosial dan kesehatan masyarakat.
Baca Juga:
“Setiap individu punya kekuatan untuk mencegah hipertensi dengan menerapkan gaya hidup sehat, makan makanan seimbang, mengurangi garam, olahraga secara teratur, menghindari konsumsi alcohol yang berlebihan, berhenti merokok dan mengecek tekanan darah secara regular,” kata Dr. Samlee Plianbangchang, Direktur WHO untuk Asia Tenggara dalam siaran pers yang diterima Tempo.
“Pemerintah harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan orang menerapkan gaya hidup sehat. Peraturan harus dibuat untuk mengurangi jumlah garam dalam makanan kemasan serta menjadikan makanan sehat mudah diperoleh dan harganya terjangkau.”
Pencegahan, deteksi dini dan pengobatan hipertensi jauh lebih murah ketimbang intervensi seperti operasi bypass jantung atau cuci darah, akibat keterlambatan diagnosa. Lebih dari satu miliar orang menderita tekanan darah tinggi. Tahun 2008, secara global prevalensi hipertensi termasuk yang sedang menjalani pengobatan, pada orang dewasa berusia 25 tahun ke atas mencapai sekitar 40 persen.
Di antara seluruh negara anggota WHO, prevalensi tertinggi berada di kawasan Afrika, 46 persen, dan terendah di Amerika 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.
NATALIA SANTI