TEMPO.CO, Jakarta - Soal legalisasi ganja masih jadi perdebatan di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di Amerika, berdasarkan survei terbaru yang dilakukan Pew Research Center, mayoritas warganya menginginkan agar penggunaan ganja dilegalkan. Hasil ini menjadi yang pertama kalinya sejak lebih dari empat dekade tentang survei penggunaan ganja.
Dalam survei tersebut, Pew menemukan sebanyak 52 persen rakyat Amerika menginginkan pemerintah melegalkan penggunaan ganja untuk tujuan rekreasional (bersenang-senang). Angka ini meningkat 11 persen dibanding riset yang sama pada 2010. Dalam survei yang dilakukan pada 13-17 Maret 2013 ini, rakyat yang menolak legalisasi ganja sebanyak 45 persen.
Hasil survei sangat berbeda sejak survei pertama dilakukan pada 1969 oleh lembaga survei Gallup. Saat itu hanya 12 persen dari rakyat Amerika yang menginginkan ganja dilegalkan, sementara 84 persen lainnya menolak ide tersebut.
Pew, lembaga survei yang disegani di Amerika, menemukan legalisasi ganja sangat didukung kaum muda. Dukungan dari mereka yang lahir setelah 1980-an sebanyak 65 persen, naik dari 36 persen pada 2008. Yang mengejutkan, dukungan itu juga meningkat dari kaum tua. Setengah dari mereka yang lahir pada 1946-1964 mendukung legalisasi ganja. Bahkan mereka yang lahir sebelum 1946 juga mendukung legalisasi dibandingkan di tahun-tahun sebelumnya. Persentase dukungan mereka kini menjadi 32 persen, dibanding pada 2002 yang jumlahnya cuma 17 persen.
Selama ini, penggunaan, perdagangan, dan kepemilikan ganja adalah ilegal di bawah hukum federal Amerika, meskipun beberapa negara bagian memberi pengecualian untuk penggunaan medis.
Kini rakyat Amerika semakin sedikit yang berpikir bahwa ganja bisa membuat pemakainya beralih ke penggunaan obat-obatan yang lebih keras dan lebih berbahaya. Pada survei Pew, 38 persen orang berpandangan demikian, sementara pada 1977 dalam survei yang dilakukan Gallup, jumlahnya masih 60 persen.
Sebanyak 48 persen orang Amerika pernah menggunakan ganja. Ini adalah jumlah tertinggi yang pernah ada. Pada 2010, jumlahnya masih 40 persen, dan pada 2003 jumlahnya masih 38 persen. Dari mereka yang menggunakan ganja itu, sebanyak seperempatnya mengaku menggunakan setidaknya setahun lalu. Di antara mereka, sebanyak 47 persen mengatakan mengisap ganja hanya untuk bersenang-senang.
TIMES OF INDIA I AMIRULLAH
Berita Lainnya:
Konsumsi Pisang Turunkan Risiko Stroke