TEMPO.CO, Jakarta - Arisan itu sama dengan menabung. Ada juga yang bilang, arisan itu investasi. Mengutip dari buku Kocok! The Untold Stories of Arisan Ladies and Socialites yang ditulis Nadia Mulya dan Joy Roesma, pemahaman arisan sama dengan menabung ini sah-sah saja jika ditelaah dengan konsep menyetorkan sejumlah dana setiap bulan dan mendapatkan lump sum saat nama kita ditarik.
Lalu, bagaimana supaya arisan menjadi ajang investasi atau setidaknya ada untung yang bisa diraup setelah menunggu sekian lama agar nama kita keluar dari kocokan?
Menurut financial planner, Mike Rini, ada beberapa jenis arisan yang bisa dikategorikan sebagai investasi. Misalnya, kata dia, jika saat ditarik menghasilkan barang investasi, seperti emas atau berlian. "Bisa juga arisan konvensional diduetkan dengan reksadana," kata Mike Rini seperti ditulis dalam buku Kocok.
Di antara jenis arisan investasi ini, Mike paling menyarankan arisan emas. Lantaran sifatnya untuk investasi, arisan emas juga membuat pelakunya tidak konsumtif. "Ujung-ujungnya disimpan, kan," katanya. Meski demikian, dia mengingatkan, ada juga risikonya, yakni harga yang fluktuatif.
Yang beruntung adalah yang menarik saat harga sedang turun karena jumlah emas yang didapat lebih banyak. Kalau kebetulan harga emas sedang naik, yang rugi tentu saja nama yang diundi saat itu karena emas yang diperoleh tidak sebanyak ketika harga turun.
RINI K
Topik Terhangat:
Edsus Sosialita | Ustad Jefry | Caleg | Ujian Nasional | Bom Boston
Baca juga:
Jasad Alien Kerdil di Cile Ternyata Manusia
Bos Yahoo Mengundurkan Diri
Dengar, Suara Asli Alexander Graham Bell
Xbox 720 akan Dirilis 21 Mei