TEMPO.CO, Montreal - Tempat penitipan anak ternyata dapat mengurangi masalah emosional pada anak-anak yang beresiko tinggi diasuh sendiri oleh ibu yang depresi. Sebuah studi baru di Kanada menemukan bahwa anak perempuan dengan gejala depresi yang berada di tempat penitipan tampaknya memiliki masalah emosional yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang tetap berada dalam perawatan ibu mereka yang sedang depresi.
Usia anak-anak yang mulai pergi ke penitipan anak tidak mengubah hasil. Anak prasekolah yang mulai ikut penitipan, sama-sama menunjukkan manfaat serupa dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya memiliki gejala depresi berada pada resiko yang lebih tinggi untuk masalah kesehatan mental. Namun, belum sepenuhnya jelas bagaimana ibu mempengaruhi anak-anak mereka.
"Mungkin ada sejumlah mekanisme yang menjelaskan mengapa anak-anak dari ibu depresi akan beresiko lebih tinggi untuk masalah emosional," kata peneliti Catherine M. Herba, asisten profesor psikologi di Universit du Quebec Montreal. Menurutnya ada kecenderungan genetik untuk masalah kesehatan mental. Atau bisa juga gejala depresi ibu mempengaruhi interaksi antara dia dan anaknya.
Para peneliti masih bertanya-tanya apakah pengaturan perawatan anak dalam kelompok dapat memberikan si anak lebih banyak kesempatan untuk interaksi sosial dengan yang lainnya. Dan juga mengurangi tekanan mereka terhadap depresi karena ibu mereka.
Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 1.759 anak-anak antara usia 5 bulan hingga 5 tahun. Ibu menjawab kuesioner tentang anak-anak mereka pada waktu yang berbeda selama penelitian. Para peneliti kemudian menilai masalah emosional masing-masing anak seperti menjadi gugupkah, takut atau kurang bahagia dibanding dengan anak-anak lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari ibu yang depresi berada pada peningkatan resiko masalah emosional dibandingkan dengan anak lain. Namun resiko ini bisa diperkecil jika anak-anak tersebut menerima layanan pengasuhan anak. Studi ini telah diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Berita Lain:
Katon Pilih Obat Tradisional Patah Tulang
Katon Bagaskara Sadar Pentingnya Paramedis
Katon Butuh 3 Bulan Pulihkan Patah Tulang
Bekuk Italia, Brasil Juara Grup A
Jokowi - Ahok Dikerjai Deddy Corbuzier
Salaman dengan Jokowi, Ibu-ibu Histeris
Penerbangan Sriwijaya Ditunda Karena Asa