Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tempat Penitipan Anak Mengurangi Emosional Anak

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Foto: hehealthyhaven.wordpress.com
Foto: hehealthyhaven.wordpress.com
Iklan

TEMPO.CO, Montreal - Tempat penitipan anak ternyata dapat mengurangi masalah emosional pada anak-anak yang beresiko tinggi diasuh sendiri oleh ibu yang depresi. Sebuah studi baru di Kanada menemukan bahwa anak perempuan dengan gejala depresi yang berada di tempat penitipan tampaknya memiliki masalah emosional yang lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang tetap berada dalam perawatan ibu mereka yang sedang depresi.

Usia anak-anak yang mulai pergi ke penitipan anak tidak mengubah hasil. Anak prasekolah yang mulai ikut penitipan, sama-sama menunjukkan manfaat serupa dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya memiliki gejala depresi berada pada resiko yang lebih tinggi untuk masalah kesehatan mental. Namun, belum sepenuhnya jelas bagaimana ibu mempengaruhi anak-anak mereka.

"Mungkin ada sejumlah mekanisme yang menjelaskan mengapa anak-anak dari ibu depresi akan beresiko lebih tinggi untuk masalah emosional," kata peneliti Catherine M. Herba, asisten profesor psikologi di Universit du Quebec  Montreal. Menurutnya ada kecenderungan genetik untuk masalah kesehatan mental. Atau bisa juga gejala depresi ibu mempengaruhi interaksi antara dia dan anaknya.

Para peneliti masih bertanya-tanya apakah pengaturan perawatan anak dalam kelompok dapat memberikan si anak lebih banyak kesempatan untuk interaksi sosial dengan yang lainnya. Dan juga mengurangi tekanan mereka terhadap depresi karena ibu mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 1.759 anak-anak antara usia 5 bulan hingga 5 tahun. Ibu menjawab kuesioner tentang anak-anak mereka pada waktu yang berbeda selama penelitian. Para peneliti kemudian menilai masalah emosional masing-masing anak seperti menjadi gugupkah, takut atau kurang bahagia dibanding dengan anak-anak lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak dari ibu yang depresi berada pada peningkatan resiko masalah emosional dibandingkan dengan anak lain. Namun resiko ini bisa diperkecil jika anak-anak tersebut menerima layanan pengasuhan anak. Studi ini telah diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Berita Lain:
Katon Pilih Obat Tradisional Patah Tulang

Katon Bagaskara Sadar Pentingnya Paramedis

Katon Butuh 3 Bulan Pulihkan Patah Tulang 

Bekuk Italia, Brasil Juara Grup A

Jokowi - Ahok Dikerjai Deddy Corbuzier

Salaman dengan Jokowi, Ibu-ibu Histeris

Penerbangan Sriwijaya Ditunda Karena Asa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.