TEMPO.CO, Beijing– Virus H7N9 yang melanda Cina tahun ini telah menewaskan sepertiga dari pasien yang dirawat inap di rumah sakit. Ternyata, virus yang berlabel virus ‘kurang serius’ ini memiliki persebaran yang lebih luas dari yang diperkirakan.
“Para peneliti di Beijing dan Hong Kong menemukan bahwa virus H7N9 berakibat fatal pada 36 persen pasien yang dirawat di rumah sakit Cina,” tulis Channel News Asia, Senin, 24 Juni 2013.
Meskipun demikian, tingkat kematian akibat virus ini tidak sebesar kasus flu burung H5N1 yang muncul pada tahun 2003 dan menewaskan sekitar 60 persen pasien yang dirawat inap. Namun, ini lebih tinggi dari kasus flu babi H1N1 yang menewaskan 21 persen pasien rawat inap.
Sebanyak 131 orang tercatat terinfeksi virus yang mulai mewabah pada bulan Februari ini. Dari jumlah tersebut, 123 orang dirawat di rumah sakit dan 39 persennya meninggal dunia. Sebuah jurnal medis The Lancet menulis, sekitar 0,16-2,8 persen penderita H7N9 berisiko kematian. Namun, kenyataannya, sepertiga pasien harus meregang nyawa di rumah sakit.
Virus ini menular dari burung ke manusia. Dan, dikhawatirkan juga dapat terjadi penularan dari manusia ke manusia.
CHANNEL NEWS ASIA | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Ridwan Kamil | Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita lainnya:
Hitung Cepat, Ridwan Kamil Jadi Wali Kota Bandung
Menang Pilkada Bandung, PKS: Masih Dipercaya Warga
Ini Sikap Persib Soal Penyerangan Bus Mereka
Farhat Abbas Kicau Foto Cium Bastian Coboy Junior