TEMPO.CO, Jakarta - Rumah mode Chanel kembali meluncurkan koleksi unik mereka memasuki masa pra-musim semi. Seri yang disebut sebagai cruise collection ini memegang peranan penting untuk mengerek penjualan butik-butik mode ternama. Chanel sebelumnya pernah menggelar koleksi liburan ini di berbagai tempat yang eksotis, mulai dari Saint Tropez, Singapura, hingga yang terakhir di Dubai.
"Ini ide saya soal Timur yang romantis dan modern. Kisah 'Seribu Satu Malam' yang baru," ujar Karl Lagerfeld seperti yang dilansir oleh Style.com, Selasa, 13 Mei 2014.
Baca Juga:
Desainer asal Jerman itu menerjemahkan kisah dongeng Timur Tengah itu melalui tata rambut big hair—yang populer pada era 1970-an hingga 1990-an, dan juga banyak sekali harem pants. Yang disebut terakhir itu merujuk pada celana yang menggembung di bagian bawah dalam warna cokelat ataupun emas yang berkilat.
Celana harem, mengingatkan kita pada Putri Jasmin dari kisah Aladdin. Begitu pula dengan sepatu-sepatu berujung lancip yang menjadi alas kaki sebagian dari puluhan model itu yang mirip. Dubai juga menjadi bagian dari kisah ajaib 1001 malam versi modern. Bayangkan saja sebuah padang pasir yang tidak punya apa-apa—seperti saat dikunjungi oleh Lagerfeld pada 50 tahun lalu, kini menjelma menjadi megapolitan.
Jangan lupakan pucuk Burj Khalifa yang menjulang di tengah padang tandus tadi, dan lanskap kota yang kini ditumbuhi gedung-gedung jangkung. Ini juga menjadi inspirasi desain Lagerfeld dalam salah satu pakaiannya. Dia merancang sebuah baju tunik hitam dengan ornamen payet yang disusun mengikuti pola lanskap Kota Dubai.
Dia juga mengadopsi motif desain geometri Islam dalam berbagai warna. Ditambah lagi dengan motif flora. Semuanya tidak jauh dari gaya yang digariskan oleh Coco Chanel—sang pendiri rumah mode, puluhan tahun lalu: klasik dan chic. Yang cukup sensasional adalah, tas khas Chanel yang berubah bentuk menjadi seperti jeriken minyak.
Bayangkan tas berwarna gurun itu, dengan logo dua huruf C yang khas ditambah katup minyak seperti plus telinga jeriken. Apakah Lagerfeld sedang membuat lelucon soal Dubai yang memulai kejayaannya lewat penemuan minyak? “Jika ada hal lain yang harganya lebih melambung dibandingkan minyak mentah, maka itu adalah tas Chanel,” tulis Fashionista.com.
Yang jelas, Lagerfeld sang kaisar, menjamu tamunya bak raja minyak di sebuah pulau buatan di Dubai. Dari pelabuhan terdekat, mereka dijemput dengan menggunakan perahu khusus. Tiba di pulau dongeng yang menghadap langsung ke Dubai—anda bisa melihat lanskap kota dari pulau ini, mereka disambut tenda Badui. Itu ditambah kopi Arab dan juga shisha.
Gedung sementara—yang di desain khusus untuk acara ini dirancang dengan desain modern. Ada logo dua C yang dibentuk menyerupai motif geometri dengan melakukan pengulangan. Sambil duduk di atas bantal dan dijamu hidangan, mereka menyaksikan pagelaran busana tadi. Jelas sudah, mengapa harga tas Chanel bisa melonjak lebih tinggi daripada minyak.
UBKHAN | STYLE.COM | FASHIONISTA.COM