TEMPO.CO, Jakarta - Semua perempuan memiliki risiko terkena kanker rahim. Namun hanya sedikit perempuan yang memahami ancaman itu bagi mereka. "Gaya hidup yang tidak sehat akan menambah risiko itu," kata dokter spesialis kandungan dan kesehatan reproduksi, Dwi Octaviani, Sabtu, 6 September 2014.
Menurut Ovi--panggilan akrab Dwi Octaviani, gaya hidup yang tidak sehat itu antara lain merokok, melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, dan melakukan kontak seksual pada usia muda. Meski begitu, faktor risiko tersebut bukanlah penyebab perempuan mengidap kanker, melainkan human papillomavirus (HPV). Virus inilah yang menyebabkan kanker leher rahim berkembang dan menggerogoti perempuan.
HPV merupakan virus umum yang bersarang pada tubuh sebagian besar perempuan. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menemukan asal-muasal virus ini. Fakta yang bisa dikatakan adalah, apabila HPV ini sampai pada leher rahim, terciptalah kanker pada leher rahim. "Jika gaya hidup tidak sehat tadi dijalani membuat ketahanan tubuh perempuan lemah dan membuat virus dengan mudahnya masuk," kata Ovi.
Gesekan pada alat reproduksi perempuan dapat memicu penularan human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kanker leher rahim. "Perempuan yang melakukan kontak seksual pada saat reproduksinya belum matang hanya akan mendorong HPV sampai pada serviks," kata Ovi. (Lihat: Idap Kanker Rahim, Jupe Akan Berobat ke Malaysia)
Salah satu upaya mencegah kanker leher rahim adalah melakukan vaksinasi yang berfungsi membangun antibodi dalam tubuh. Ada baiknya vaksin diberikan sedini mungkin. "Sebaiknya pada usia 9 tahun dan sebelum perempuan melakukan kontak seks pertama. Semakin dini melakukan vaksin semakin baik," Ovi menegaskan. (Lihat: Vaksin Pencegah Kanker Serviks Telah Beredar)
RINA ATMASARI
Berita Terpopuler:
SBY Tegur Tim Transisi Jokowi-JK
Demi Wartawan, Jokowi Stop Bus Rombongan Presiden
SBY: Saya dan Jokowi Tak Saling Menyalahkan
Anas: Saya Orang Kampung, Suka Tunai