TEMPO.CO, Bandung - Ulama dan akademikus meminta orang tua mendampingi anak-anaknya saat menonton penyembelihan hewan kurban di hari raya Idul Adha nanti. Selain untuk belajar agama, pendampingan guna mencegah tertanamnya kesan sadis.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Bandung Miftah Farid mengatakan Islam telah mengatur agar penyembelihan hewan kurban tidak menyakiti binatang atau terkesan sadis. Misalnya, dengan aturan wajib menyiapkan pisau atau golok tajam, dan pemotongan pada bagian leher secepat mungkin.
"Niatnya untuk tidak menyakiti, dan hewan kurban itu untuk manusia," katanya, Kamis, 25 September 2014. (Baca juga : Muhammadiyah Pastikan Idul Adha 4 Oktober)
Proses itu, kata Miftah, bisa disaksikan banyak orang secara terbuka. "Memang tidak ada ketentuan dalam agama soal itu jadi tontonan, tapi buat anak-anak kiranya perlu ada pembatasan," ujarnya.
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, An An Nurmeidiansyah, mengatakan penyembelihan hewan kurban seperti domba dan sapi, bukanlah tindakan sadis. Agar tak salah dimengerti anak, ia menyarankan orang tua mendampinginya. "Bagus untuk sarana belajar agama, sekaligus terbiasa untuk menyayangi hewan sejak kecil," katanya.
Kurban merupakan bagian dari hari raya Idul Adha, yang tahun ini akan dirayakan secara berbeda hari, yakni 4 atau 5 Oktober 2014. Ritual Islam tersebut memperingati kisah ujian Nabi Ibrahim yang diperintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail. Ketika perintah itu akan dilaksanakan, Tuhan mengganti sosok Ismail dengan hewan kurban.
ANWAR SISWADI
Terpopuler
Wartawati Tempo Dilecehkan Simpatisan FPI
Soal Gantung Diri di Monas, Anas: Siapa Bilang?
6 Orang Mati, Vonis Anas, dan Skandal Hambalang
Kata Anas Soal Janji Gantung di Monas Usai Vonis
Qoriah Cantik dari Belgia Jadi Incaran Wartawan