TEMPO.CO, Jakarta - Label Nur Zahra menjadi pembuka slot peragaan busana pakaian muslim program Indonesia Fashion Forward pada Jakarta Fashion Week 2015. Desainer Windri Widhiesta Dhari menampilkan koleksi yang bertajuk Hanging Garden alias Taman Gantung.
Bagi Windri, tajuk itu muncul dari motif flora yang dia rancang di atas material ringan seperti katun, sutra, dan tenun dobi. Palet warnanya pun masih tak jauh dari biru tarum, abu-abu pucat, dan putih. Didapuk untuk tampil di dua slot peragaan busana, Windri hanya menampilkan enam tampilan pakaian. "Saya harus menyimpan koleksi untuk gelaran lainnya," ujar Windri, Sabtu, 1 November 2014.
Tahun ini, Windri terpilih sebagai satu dari lima desainer dalam Dewi Fashion Knight, acara pamungkas JFW 2015. "Ini pertama kalinya desainer busana muslim masuk Dewi Fashion Knight," ujar Windri. (Baca: Program Indonesia Fashion Forward di JFW 2015)
Menyusul Windri, desainer Restu Anggraini menampilkan koleksi yang cocok untuk wanita pekerja. Lewat label Etu, yang merupakan nama kecil Restu, dia menyuguhkan koleksi baju muslim urban yang cocok untuk dipakai bekerja.
"Beberapa sweternya juga bisa dipakai oleh laki-laki," kata Restu seusai acara. Ada koleksi sweter abu-abu yang dibentuk dari anyaman. Restu menggunakan katun dan tenun Makassar untuk koleksinya.
Soal teknik anyaman yang dipakai, Restu mendapatkan inspirasi dari kipas sate. "Saya dapat ide saat mengipasi anak yang kepanasan. Saya pikir, kenapa tidak saya terapkan dalam desain? Ini kan sangat Indonesia," ujar Restu.
Inspirasi asal Indonesia juga muncul dari Dian Pelangi. Melalui koleksi Miss Palembang in New York, Dian menyuguhkan baju muslim yang gemerlapan khas Dian. Ada songket Palembang yang dipadu dengan warna-warna ngejreng, dari merah muda hingga kuning keemasan. Dian memadukannya dengan turban serta kacamata hitam dengan bingkai dan gagang berukir warna emas. Koleksinya terlihat seperti nona Palembang yang hadir untuk pesta kostum di Manhattan.
Menutup gelaran busana muslim, desainer Norma Hauri menyuguhkan warna emas dipadu merah. Namun Norma tampaknya melakukan pendekatan adibusana terhadap pakaian muslim. Lewat koleksi Regalia, dia menyuguhkan gaun-gaun menyapu lantai dengan detail manik dan kristal.
"Koleksi ini terinspirasi dari Winter Palace di Rusia," ujar Norma. Menurut dia, suasana musim dingin tak perlu ditafsirkan dengan warna yang gelap. "Bisa juga dari warna-warna yang hangat."
Norma juga menyuguhkan hijab yang mudah, tidak membuat turban atau lipatan hijab yang merepotkan. Ini menjadi benang merah koleksinya dengan desainer lain seperti Nur Zahra ataupun Restu Anggraini yang mengisi pagelaran ini, kecuali Dian Pelangi. Semuanya menggunakan hijab ala babushka--alias wanita Rusia atau Turki--berupa kain yang dililitkan di kepala.
SUBKHAN
Berita Lain
Anak Menteri Susi Balas Cuitan Putra Jokowi
Ahok Pernah Diperas oleh @TrioMacan2000
Proyek Jembatan Selat Sunda Dihentikan
Mantan Suami Susi Kewalahan Diwawancarai Media