TEMPO.CO, Jakarta - Dari kejauhan, pria itu sekilas mirip Chris Hemsworth. Rambut gondrong disisir rapi ke belakang dan terurai menutupi leher. Pipi, dagu, dan kulit sekitar mulutnya berselimut rambut halus yang tumbuh rapi. Bedanya, dia tidak pirang seperti pemeran Thor tersebut. (Baca: Banjir dan Longsor, Chris Hemsworth Dievakuasi)
Pria itu mengikuti misa Natal di Gereja Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan kemeja flanel kotak-kotak, celana jins, dan bot kulit cokelat. “Ini memang gaya saya,” kata Henry, yang enggan menyebutkan nama belakangnya, dua hari lalu.
Berewok menjadi tren terkini bagi pria di Amerika Serikat, menggeser dandanan klimis yang menjadi panduan pria satu dekade terakhir. Sebutannya, lumbersexual. Sebenarnya, ini merupakan spin-off atawa pecahan dari metrosexual. Rumus sederhananya, metrosexual + brewok + pakaian outdoor = lumbersexual. Selain Hemsworth, ikon gaya ini meliputi aktor gaek Don Johnson dan penyanyi gemulai George Michael. (Baca: Oprah Winfrey Selebritas Terkaya 2010)
Pakaian yang paling umum adalah yang seperti dikenakan Henry, kemeja flanel. Sepatunya, ya, bot. Sebab, gaya ini mengacu pada gaya penebang kayu alias lumberjack. “Saya pribadi suka dan percaya ini mempresentasi diri saya sebagai lelaki apa adanya, terbuka, dan easy going,” kata Henry, 42 tahun.
Alumnus Fakultas Desain Institut Teknologi Bandung ini menyukai gaya outdoor sejak aktif dalam kelompok pencinta alam Universitas Indonesia saat berkuliah di pascasarjana jurusan sosiologi, beberapa tahun lalu.
“Rasanya asyik saja,” ujar pria yang hobi melukis dan merajah tubuh ini.
Henry, pekerja di lembaga swadaya masyarakat dari Australia, menilai pria lumbersexual makin sering ditemui di Indonesia seiring dengan makin maraknya pengguna Harley-Davidson. (Baca: Penyebab Pasangan Tidak Subur, 50 Persen Pria)
“Mereka menambahkan jaket atau rompi sebagai penahan angin,” kata dia.
Pengamat mode, Sony Muchlison, menunjuk Reza Rahadian, Chicco Jerikho, dan Ello sebagai pesohor penganut lumbersexual. Menurut Sony, tren sekarang merupakan pengulangan gaya 1970-an dan 1990-an. “Gaya ini paling mewakili ke-macho-an,” kata dia. “Dengan berewok, pria jadi lebih berkesan wibawa dan jantan.”
Sony, yang berkacamata dan tidak berewokan, mengatakan gaya ini pas untuk pria di atas 25 tahun. “Menunjukkan berada di usia matang,” kata dia.
Meski tidak ada patokan potongan, dia menyarankan rambut—baik gondrong maupun cepak—disisir rapi. Begitu juga rambut wajah, pantang belepotan. “Kebanyakan perempuan lebih suka pria berpenampilan rapi,” ujar Sony. (Baca: Bangga Bisa Selfie bak Lady Gaga)
Untuk busana, suspender bisa menjadi aksesori tambahan. Tali yang membujur dari bahu sampai pinggang itu membuat penggunanya lebih mirip tukang kayu. Jika bosan dengan jins semata kaki, bisa coba jins sebetis, lalu dipadukan dengan bot dengan lebih dari 10 lubang.
Menurut Sony, ada kesan yang ingin dibangun lewat lumbersexual: menjauhi tudingan banci yang makin melekat ke penganut metrosexual. “Berewok dan busana outdoor itu untuk memberikan kesan gahar,” kata dia. Tapi, di dalamnya, siapa yang tahu. (Baca:Indonesia Pernah Punya Sosok Presiden Fashionable
Sony juga menerangkan sekilas panduan menjadi Lumbersexual sebagai berikut :
• Berewok hukumnya wajib.
• Rambut bebas. Boleh gondrong boleh cepak. Usahakan tetap rapi.
• Jika flanel terlalu gerah untuk iklim tropis, bisa diganti katun, asalkan tetap kemeja kotak-kotak.
• Celana jins berpotongan lurus. Hindari potongan ketat.
• Sepatu bot. Bisa berbahan kulit, bisa juga bot untuk mendaki gunung. (Baca: Gaya Pria Melawan Bosan)
HADRIANI P
Terpopuler
Waspada Konsumsi Empat Makanan Ini Saat Liburan
Yuk, Bikin Hiasan Natal dari Barang Bekas
Resep Gingerbread, Hantaran Manis untuk Natal
Asal-Usul Gingerbread, Camilan Pemanis Natal
Obat Tulang, Tekan Risiko Kanker