TEMPO.CO, Surabaya - Toge Aprilianto masih belum bersedia berkomentar terkait dengan buku kontroversial yang ditulisnya, Saatnya Aku Belajar Pacaran. Hal itu disampaikannya kepada Tempo melalui pesan pendek, Kamis malam, 5 Februari 2015.
"Sementara ini aku belum ada komentar. Nanti, ya. Kalau ada komentar, teman-teman media tahu," tulis Toge dalam pesan pendeknya.
Pada Rabu, 4 Februari 2015, Toge meminta maaf terkait dengan buku Saatnya Aku Belajar Pacaran lewat akun Facebook pribadinya. Bahkan Toge berjanji menghentikan distribusi buku Saatnya Aku Belajar Pacaran serta mengembalikan semua uang yang diterimanya dari hasil penjualan buku itu.
“Bersama ini, saya, Toge Aprilianto, sepenuh hati memohon maaf kepada masyarakat Indonesia atas kelalaian saya membuat buku Saatnya Aku Belajar Pacaran, yang sebagian isinya ternyata melanggar nilai-nilai agama,” tulis Toge dalam akun Facebook pribadinya.
Pada laman Goodreads, sebuah situs komunitas baca, Toge menuliskan bahwa dirinya adalah seorang psikolog yang tertarik dengan pendidikan dan motivasi. Toge bekerja secara profesional sebagai penyuluh, pelatih, juru taksir, dosen, pembicara, serta konsultan bidang pendidikan dan industri terutama berkaitan dengan masalah pribadi dan hubungan.
Toge menjadi anggota Goodreads sejak Januari 2009. Pemikiran dan karyanya banyak dipengaruhi oleh psikiater Amerika, William Glasser.
Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran terbit pada Februari 2010. Namun, ketika masuk cetakan kedua 2014, Saatnya Aku Belajar Pacaran mengundang kecaman. Munculnya kecaman dipicu dari foto yang disebar oleh Teeamtamzir Bugeazt dalam laman Komunitas Bisa Menulis di Facebook.
Dalam buku tersebut, Toge Aprilianto membenarkan pasangan kekasih melakukan hubungan badan, asal keduanya siap menerima konsekuensi.
AGITA SUKMA LISTYANTI