TEMPO.CO , Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak memiliki tradisi khusus yang dilakukan saat Tahun Baru Cina atau Imlek yang jatuh pada hari ini, Kamis, 19 Februari 2015.
Di hari raya itu, katanya, keluarganya memanfaatkannya sebagai ajang silaturahmi dan sungkem ibundanya. "Biasanya ke rumah orangtua," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Selasa, 17 Februari 2015.
"Paling-paling besok (hari ini) hanya pergi ke rumah orangtua yang merayakan Imlek. Kemudian ke rumah om, tante dan lain-lain yang juga merayakan Imlek. Tetapi tidak sampai mudiklah," ujar Ahok.
Ahok dan keluarganya menghabiskan liburan Imlek di Jakarta. Semua sanak keluarganya akan berkumpul di rumah ibu Ahok, Buniarti Ningsih. Sebabnya, ibunya adalah anak tertua dan selalu didatangi oleh adik-adiknya.
"Kalau di keluarga saya, ibu saya kan yang paling tua. Jadi nanti paling kami hanya tinggal menunggu keluarga yang lain pada datang ke rumah," katanya.
Sewaktu masih kecil di Belitung Timur, keluarga dan kerabatnya biasa berkunjung ke rumahnya dan memberinya angpau, amplop berisi uang yang biasa dibagi-bagikan saat perayaan Imlek.
Tradisi itu berhenti sejak Ahok jadi pejabat. "Sekarang tak boleh berurusan dengan angpau, gratifikasi," ujar Ahok sambil tertawa.
Keluarga Ahok juga tidak akan menggelar "open house" di rumahnya. "Saya memang tidak pernah mengadakan open house untuk merayakan Imlek. Jadi, ya, tidak ada open house," kata dia.
Basuki Tjahaja Purnama adalah Tionghoa tulen. Nama Tionghoanya adalah Zhong Wan Xie. Dia lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966. Sebagai pengusaha dia sempat memimpin PT Nurindra Ekapersada, sebelum mulai meniti karir di jalur politik dengan menjadi Bupati Belitung Timur pada 2005.
LINDA HAIRANI | DIMAS SIREGAR | ANTARA