Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rokok Elektrik Turunkan Turunkan Angka Perokok?

image-gnews
Asap dari rokok elektrik
Asap dari rokok elektrik "vape" yang dihisap remaja di Bandung, Jawa Barat, 12 September 2014. WHO menyatakan bahwa asap vape juga bahaya untuk anak-anak dan remaja. TEMPO/Aditya Herlambang
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Belakangan ramai perdebatan tentang pro konta rokok elektrik. Termasuk Indonesia yang juga membicarakan hal ini dari aspek kesehatan. Sehubungan dengan masalah tersebut, Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia mengadakan acara seminar ilmiah berjudul Dampak Konsumsi Rokok Elektrik Pada Kesehatan Masyarakat'.

Acara ini berlangsung  pekan lalu di Hotel Royal Kuningan Jakarta. Dengan  menampilkan beberapa nara sumber untuk menyampaikan paparan komprehensif dari beragam sudut pandang. Paparan dari masing-masing nara sumber menitikberatkan tentang dampak rokok elektrik pada kesehatan masyarakat yang dikaji melalui temuan-temuan ilmiah.

Adapun pembicara dalam seminar ini adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dra. Lela Amelia, Apt, M.Epid Kepala Sub Direktorat Pengawasan Rokok Direktorat Pengawasan Napza BPOM, Direktur Organisasi Knowledge-Action-Changedari Britania Raya Professor Gerry Stimson dan Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia Prof. Dr. drg. Achmad Syawqie M.S.

Kehadiran para nara sumber dari dalam dan luar negeri ini untuk menjamin penyampaian informasi yang bersifat netral yang dilengkapi studi ilmiah yang mumpuni. Menurut Profesor Gerry Stimson menjelaskan berdasarkan fakta yang terjadi di negaranya, Inggris tentang penggunaan rokok elektrik terbukti mampu menurunkan angka perokok.

"Alternatif rokok elektrik sebagai cara mengurangi konsumsi rokok konvensional terbukti mampu mengurangi 20 persen angka perokok dibandingkan utilisasi alternatif rokok lainnya yang hanya mampu mengurang 10 persen perokok." kata Stimson.

Saat disinggung soal regulasi rokok elektrik yang tepat Profesor Stimson mengatakan bahwa membuat peraturan untuk mengatur standard operational procedure (SOP) lebih baik daripada melakukan pelarangan. Sebabnya, pelarangan hanya akan membuat produk-produk ilegal yang tak jelas memenuhi pasar dan digunakan oleh banyak orang.

Profesor dari Imperial College London ini mengatakan jangan sampai peraturan yang ketat soal rokok elektrik menjadi bumerang. Menurutnya, di satu sisi  memperketat peraturan rokok elektrik sementara di sisi lain korban akibat asap rokok tembakau semakin banyak.

Dia menuturkan di negaranya, Inggris peraturan rokok elektrik akan dikeluarkan pada Mei tahun 2016. Dalam peraturan ini akan diatur soal bagaimana kemasannya, standar keamanan produk, pembatasan iklan, serta pengaturan soal bahan-bahan yang digunakan dalam cairannya serta batas maksimal kandungan nikotin di cairan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia mengatakan, "Seiring dengan meningkatnya trend konsumsi rokok elektrik di kalangan masyarakat khususnya generasi muda Indonesia, kami percaya bahwa sebuah kewajiban bagi organisasi-organisasi pemerhati kesehatan dan badan pemerintahan untuk mengadakan diskusi dan penelitian yang mampu secara detil menganalisa kandungan serta dampak samping dari rokok elektrik," kata Achmad Syawqie.

Pendiri YPKP Indonesia ini mengatakan. "Semoga seminar ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang mungkin saja disebabkan oleh rokok elektrik."

Achmad juga menegaskan harapan ke depannya akan ada banyak ketersediaan informasi mengenai rokok elektrik di Indonesia.

Adapun Tjandra Yoga Aditama menebutkan tindakan yang dilakukan YPKP Indonesia untuk mendukung kesehatan publik Indonesia patut diapresiasi.  “Untuk semua hal di muka bumi ini, termasuk rokok elektrik, kesimpulan harus diambil dari beragam penelitian yang arah kesimpulannya sama” kata Tjandra.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes dari kantor Kementerian Kesehatan ini juga menjelaskan tentang terkait dengan regulasi rokok elektrik di Indonesia.

"Sepengetahuan saya sampai saat ini sudah banyak pertimbangan mengenai regulasi rokok elektrik di Indonesia, tetapi belum diputuskan langsung," kata Tjandra.

HADRIANI P.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

2 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

3 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

4 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

7 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

11 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

13 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

13 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

19 hari lalu

Benjamin Netanyahu. [Middle East Monitor]
Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

Tim dokter dan kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan operasi hernia yang dijalani Benjamin Netanyahu berjalan sukses.


Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

19 hari lalu

Hidangan lebaran. ANTARANEWS
Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

Dokter spesialis penyakit dalam memberikan tips agar tetap bisa makan enak saat lebaran tanpa menimbulkan masalah pencernaan.