TEMPO.CO, Jakarta: Ikan koi muncul dalam bordir pada pakaian karya desainer Sean Loh dan Sheila Agatha, 24 tahun. Koi menjadi benang merah dari koleksi bertajuk “Butoh” karya pasangan desainer Malaysia-Indonesia tersebut. Koleksi itu ditampilkan pada penutupan Indonesia Fashion Week 2015, awal Maret lalu.
Ikan koi dipilih sebagai lambang koleksi karena fleksibilitasnya. Koleksi Butoh sebenarnya terinspirasi oleh jenis tarian modern yang lahir seusai Perang Dunia II di Jepang.
"Kami sangat terkesan dengan tarian butoh dan filosofinya. Kami ingin mereka yang melihat koleksi kami bisa merasakan perasaan yang sama saat menyaksikan pergelaran busana kami," kata Sean kepada Tempo, pekan lalu.
Duo desainer lulusan Raffles Institute Singapore ini kagum terhadap Kazuo Ohno, salah satu tokoh tari butoh asal Jepang.
"Kazuo Ohno mengatakan bahwa sebenarnya gender itu tidak harus ada," kata Sheila. Ini menjadi salah satu alasan duo desainer tersebut menciptakan koleksi yang uniseks alias bisa digunakan oleh pria dan wanita.
Sebagian besar koleksi Sean & Sheila menampilkan siluet kimono, tapi dalam versi yang lebih modern. Mereka menggunakan bahan-bahan yang lebih ringan dalam palet warna hitam, perak, dan putih. Bentuk dasar kimono itu diubah oleh Sean & Sheila menjadi jaket-jaket pendek dengan bukaan depan. Ada juga beberapa kimono panjang dari bahan tipis yang menyapu lantai.
Menurut Sean, siluet sederhana itu sangat mudah digunakan. "Tidak ada retsleting ataupun kancing," kata Sean. Dengan demikian, pakaian tersebut tetap bisa digunakan meski berat badan pemiliknya bertambah.
Sean dan Sheila menggunakan pengalaman pribadi mereka sebagai alasan untuk membuat desain tersebut. "Sejak memulai label di Indonesia, berat badan saya naik," kata Sean. Hal serupa terjadi pada Sheila. Ini menjadi salah satu penyebab kimono mendominasi koleksi butoh.
SUBKHAN | HP