BISNIS.COM, Jakarta – Untuk menjaring pangsa pasar yang lebih luas, perancang busana harus bisa menyiapkan banyak hal agar dapat diterima. Apa saja yang harus disiapkan?
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan adanya berbagai pameran ini menunjukkan bahwa bisnis di sektor fashion masih potensial. Meski demikian, beberapa hal penting harus dipelajari seorang desainer guna menghadapi tuntutan pasar.
Dia menganggap desainer perlu membuat koleksi yang dapat menarik minat pembeli. Dengan begitu, lama-kelamaan desainer tak hanya memiliki pengikut, tapi juga konsumen baru lebih banyak.
"Mereka harus belajar menyiapkan koleksi yang menarik buyer," ujarnya usai Trunk Show Fashion Lab di Galeries Lafayette, Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.
Lebih lanjut, ujar Mari Elka, perlu juga menghitung biaya produksi sekaligus menentukan harga jual produk. Selain menentukan kelas mana yang disasar, cara ini berkaitan dengan kemampuan desainer dan labelnya dalam mengatur alur usahanya. Bila hal ini tak selesai, dia menilai konsistensi produksi bisa terganggu.
Contoh sederhananya, dia menyebut bagaimana agar bisa tetap menjawab permintaan konsumen saat permintaan tinggi dengan ketepatan waktu.
"Bagaimana kalau ada order banyak, apa bisa produksi tepat waktu. Lalu pendanaan juga harus dijaga," katanya.
Menurut dia, dari acara Fashion Lab yang mengetes kemampuan para desainer ini selama sebulan, bukan tidak mungkin bila nantinya banyak label-label lokal yang menguasai retail. Hal ini mungkin asalkan bisa menjaga konsistensi, produk yang komersial, dan meningkatkan kapasitas produksi.
Dia berharap bila semakin banyak peretail yang memberi ruang kepada label lokal, permintaan terhadap karya desainer Tanah Air akan meningkat seiring dengan perluasan pasar yang disentuh.
"Kalau lebih banyak retail yang terlibat, akan ada permintaan lebih besar terhadap merek lokal," katanya.
Ada 12 label yang dipamerkan, yaitu Alexalexa, Batik Chic, 8Eri, Etu, FBudi, Jeffry Tan, Lekat, Lotuz, Milcah, Monday to Sunday, Monstore dan Vinora.
Dari 12 desainer yang tampil, tiga di antaranya telah terlibat dalam program sebelumnya. Salah satunya, label Lekat karya Amanda Indah Lestari yang membawa sentuhan tradisional seperti batik dari Suku Baduy ke busana moderen siap pakai. Tak hanya busana, sepatu dan tas pun disulap menjadi elegan bergaya etnik.
Adapun Monday to Sunday mengusung tema kasual streetwear. Seperti namanya, pakaian ini didesain agar bisa dikenakan dari Senin ke Minggu. Model busana bervolume dan oversize ditambah ilustrasi bertema makanan dan kesehatan menjadi penyegar dalam busana berwarna cerah.