TEMPO.CO, Jakarta - Tidak seperti yang dialami orang sehat, penderita gangguan bipolar bisa mengalami peningkatan gairah seksual atau libido yang tak terkontrol. Psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Natalia Widiasih, mengatakan, sebanyak 57 persen penderita gangguan bipolar bisa mengalami peningkatan gairah seksual. "Saat dorongan seksual muncul maka norma sosial dan moral, hilang," kata Natalia dalam seminar media di Jakarta, Rabu, 19 Agustus 2015.
Dalam ilmu kedokteran, bipolar merupakan gangguan mental yang menyerang kondisi psikologi seseorang. Gangguan ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi. Sebab itulah istilah medis untuk bipolar sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan, yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Natalia mengatakan, dalam konteks biologis, saat dorongan seksual muncul, penderita gangguan bipolar bahkan bisa melakukan hubungan seksual dengan siapa pun yang ia mau, tanpa bisa dikontrol, atau dengan kata lain, penderita mengalami hiperseksual. Menurut dia, jika dorongan seksual tidak bisa dikontrol, penderita bipolar bisa melakukan hubungan seksual dengan banyak orang namun ia tidak juga puas. "Saat memiliki banyak pasangan, penderita bipolar berhubungan tanpa perasaan," ucap dia.
Natalia menjelaskan, gangguan bipolar terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara dopamin (hormon yang mengendalikan pusat kesenangan dan kepuasan) dan serotonin (hormon yang memperbaiki suasan hati dan mengurangi depresi) di dalam otak. Ketidakseimbangan kedua hormon itu pada penderita bipolar bahkan bisa menyebabkan mereka kecanduan menonton video porno dan masturbasi, sekalipun di depan umum karena hilangnya norma moral dan sosial dalam dirinya. "Itu bisa disebut hiperseksual."
Pada tingkat pertama, Natalia menambahkan, para penderita bipolar akan mengalami suasana perasaan atau mood yang berubah dengan drastis. Kemudian, pada fase mania, penderita bakalmengalami peningkatan energi dan peningkatan gairah serta dorongan seksual, yang bahkan tidak dapat terkontrol. "Kalau diiringi dengan peningkatan libido, penderita bisa melakukan hubungan seksual dengan siapa pun, karena ada perubahan di otaknya," kata Natalia, menjelaskan.
ANTARANEWS | SAROH | BC