TEMPO.CO, Jakarta - Pada peringatan Hari Batik Nasional yang berlangsung Jumat, 2 Oktober 2015, hampir semua orang menyambut antusias dan gembira. Di antara euforia masyarakat yang merayakan peringatan penting Hari batik Nasional yang sudah ditetapkan sejak enam tahun lalu ini, justru mebuat Okky Asokawati bersedih. Mengapa demikian?
"Tadi pagi saya dengar berita ada banyak rumah-rumah produksi batik di Jawa tutup," kata Okky yang dihubungi Tempo, Jumat, 2 Oktober 2015. Menurut mantan model yang kini menjadi anggota DPR, kesedihanya menjadi satu hal ironis lantaran bertepatan dengan Hari Batik Nasional.
"Di tanggal 2 Oktober ini kita lagi semangat-semangatnya pakai batik, tapi disisi lain banyak pengrajin batik yang di-PHK karena rumah-rumah produksinya tutup," kata ibu dari dua orang putri ini. (Lihat video Ini Tokoh Dunia yang Pernah Mengenakan Batik)
Tutupnya sejumlah rumah produksi batik dikarenakan bahan baku yang mereka beli secara impor.
"Dolarnya semakin meroket, jadi harga bahan bakunya semakin semakin mahal juga," ujarnya. Menurutnya, bahan baku pembuatan batik yang kemungkinan diimpor dari luar negeri adalah pewarna ataupun kain-kain yang memiliki kualitas tinggi.
Saat ini batik memang semakin diminati oleh berbagai kalangan sehingga kebutuhan bahan-bahan dengan mutu terbaik memang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kain batik yang berkualitas. Dalam hal ini, Okky mengatakan pemerintah perlu ikut andil dalam membatu para produsen agar bisa tetap memproduksi kain batik.
"Mungkin kita perlu membuat suatu temuan atau terobosan-terobosan bahan baku untuk proses pembatikan ini. Jadi tidak perlu impor," katanya.
Okky melanjutkan Kementrian Perdagangan atau Kementrian Perindustrian bisa bekerja sama dengan asosiasi perancang busana, misalnya, untuk melakukan penelitian-penelitian sehingga bahan yang digunakan untuk membatik tidak perlu lagi impor.
DINI TEJA