Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sampah Mengubah Endarwati dari Asisten Jadi Direktur

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Seorang ibu rumah tangga sedang diberi pengarahan oleh petugas, mengenai menabung di bank Sampah, Bogor, 24 Februari 2015. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Seorang ibu rumah tangga sedang diberi pengarahan oleh petugas, mengenai menabung di bank Sampah, Bogor, 24 Februari 2015. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sampah telah mengubah hidup Endarwati, membuat asisten perias pengantin itu mengabdi untuk lingkungan dan menjadikannya sebagai direktur.

"Cita-cita saya dulu ingin bekerja di bank, karena kelihatan gaya dan uangnya banyak. Sekarang saya malah jadi direktur bank, meskipun Bank Sampah," kata perempuan berjilbab yang akrab di sapa Endar itu di Jakarta, Selasa (21 Oktober 2015).

Endar bangga bisa menjadi Direktur Bank Sampah Rosella di Rawa Barat, Jakarta Selatan. Dia pun membuat seragam sendiri, kaus seragam Rosella dan blazer hitam.

"Setelan saya seperti direktur mau kerja. Kalau ditanya cucu, saya bilangnya mau ke kantor," tutur Endar, yang sampai sekarang masih bekerja lepas sebagai perias pengantin.

Endar bangga dengan pekerjaannya di bank sampah, pekerjaan yang menurut dia merupakan bagian dari panggilan jiwa.

"Tidak mudah karena tidak bisa sekali ngomong lalu orang mau berubah, butuh bertahun-tahun. Tetapi ini panggilan jiwa. Saya bisa menemukan semua di sini, cari uang dan beramal," kata Endar.

Terus berkreasi

Lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas itu awalnya tidak pernah berpikir akan berurusan dengan sampah, apalagi menjadi Direktur Bank Sampah.

Tahun 2007 dia mengikuti perlombaan Jakarta Clear and Clean bersama ibu-ibu di lingkungan rumahnya dan kemudian melanjutkan program Bank Sampah di bawah binaan Yayasan Unilever Indonesia.

Setelah itu, Endar mengikuti berbagai pelatihan terkait pengelolaan limbah domestik.

"Kalau sekarang saya sering memberi pelatihan," katanya.

Bank Sampah Rosella, yang dibentuk tahun 2009, sekarang telah menerima dan mengolah hingga 150 kilogram sampah per bulan dari 165 nasabah.

Endar terus berjuang untuk mendapatkan banyak nasabah karena kalau nasabah makin banyak maka akan kian banyak pula sampah yang bisa diolah atau daur ulang.

Nasabah Bank Sampah Rosella memiliki buku khusus yang digunakan setiap transaksi atau penyetoran sampah.

Uang yang didapat dari setoran sampah dapat ditabung dan diambil manakala ada keperluan. Setiap tahun uang dari sampah yang disetor bisa senilai Rp2 juta.

Ia mengatakan nasabahnya tidak hanya berasal dari Kelurahan Rawa Barat tetapi juga dari wilayah lain, bahkan ada yang dari Tangerang. Tidak hanya itu, siswa Sekolah Dasar Negeri 09 Rawa Barat pun menjadi nasabah tetap mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sistem Bank Sampah Rosella juga telah direplikasi di wilayah lain.

"Ini lagi berjuang semoga apartemen di Senopati bisa menjadi nasabah kami," katanya.

Di "kantor" Bank Sampah, nasabah langsung disambut tempat untuk menimbang sampah yang setiap kilogramnya dihargai Rp1.000 untuk sampah campur (boncos) dan Rp200 untuk setiap sampah plastik yang sudah dibentuk menjadi kreasi kupu-kupu untuk bahan hiasan.

Kreasi kupu-kupu itu merupakan inisatif komunitas tersebut untuk mempermudah pekerjaan mereka dalam membuat berbagai jenis hiasan.

Warga yang belum menjadi nasabah bisa mendaftar dengan mengisi aplikasi rekening nasabah di kantor dengan ruang tamu yang juga berfungsi sebagai galeri kreasi anggota Bank Sampah Rosella.

Aneka hiasan hasil daur ulang sampah seperti termasuk lampu, bunga dan tas yang harganya berkisar antara Rp1.000 dan Rp150 ribu ada di ruangan itu.

Tempat direktur yang juga menjadi galeri produk serta foto dari kegiatan Bank Sampah Rosella ada di bagian yang lebih dalam.

Di sana ada papan informasi harga paketan untuk dekorasi pelaminan yang dibuat dari daur ulang sampah. Endar dan rekan-rekannya menyulap sampah menjadi bahan dekorasi pernikahan, pesta ulang tahun dan acara seremonial.

Sementara di bagian belakang kantor, beberapa ibu duduk santai di atas tikar yang dibuat dari plastik bekas kemasan kopi sambil mengerjakan buah tangan untuk pernikahan yang dibuat dari kain perca.

"Kegiatan ini turut meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota kami dari hasil daur ulang sampah menjadi tas, dompet, celemek, hiasan, dan dekorasi sehingga mereka menjadi lebih mandiri dan kreatif," tutur Endar.

Dia bertekad terus mengajak masyarakat untuk mengelola limbah domestik melalui Bank Sampah.

"Kami ingin terus maju, bahkan punya galeri dan berharap produk daur ulang kami masuk di lingkungan usaha," kata Endar.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Warga mengambil air tercemar limbah industri untuk menyiram kebun sayuran di pinggir Sungai Cimande, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 11 Oktober 2023. Tak hanya sumur yang kering, beberapa sumber air bahkan tercemar rembesan limbah industri dari Sungai Cimande selama kemarau panjang. TEMPO/Prima mulia
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.


Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Anak-anak bermain di kali Bekasi yang kondisinya air hitam pekat dan berbau akibat tercemar limbah di kawasan curug Parigi, kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad, 17 September 2023. Kondisi air yang tercemar limbah industri ini mengakibatkan produksi Air Minum Tirta Patriot terganggu sejak 14 September. ANTARA/Paramayuda
Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Cileungsi, hulu Kali Bekasi, menghitam akibat tercemar seperti terlihat pada Rabu, 13 September 2023. Dok. KP2C
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.


Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Foto udara Kali Bekasi yang berubah warna menjadi hitam pekat, di Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 2 Agustus 2019. Pencemaran berat ini menyebabkan produksi air di PDAM Tirta Patriot menyusut, dari semula 490 liter perdetik menjadi 420 liter perdetik. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.


Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Petugas memindahkan kantong yang berisi limbah medis yang berbahan berbahaya dan beracun (B3) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa, 17 Agustus 2021. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan perlunya tindakan yang cepat dan tepat terkait pengelolaan limbah medis Covid-19 yang mencakup Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang pada Juli 2021 terdapat peningkatan mencapai 18 juta ton. ANTARA/M Risyal Hidayat
Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.


Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan ribu ikan bandeng milik nelayan Kota Semarang mendadak mati. Warga menduga kematian ikan di keramba tersebut akibat aliran air limbah dari Kawasan Industri Lamicitra. (Tangkapan layar video nelayan)
Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.


Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.


Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Brawijaya di Malang meneliti pemanfaatan limbah bulu ayam sebagai penyerap sekaligus pengganti warna limbah industri. Kredit: Universitas Brawijaya
Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh


KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

Foto udara menunjukkan limbah industri yang mencemari Sungai Citarum di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu, 11 Desember 2019. Sejumlah pabrik masih membuang limbahnya secara langsung ke aliran Sungai Citarum meski telah diterbitkannya perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. TEMPO/Prima Mulia
KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.


Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Ilustrasi senjata tajam atau pisau. Shutterstock
Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.