TEMPO.CO, Jakarta - Siapa tidak mengenal Itang Yunasz? Perancang 56 tahun tersebut merupakan salah satu nama besar di dunia fashion Tanah Air yang telah menancapkan karakter campuran tradisional dan modern.
Desainer pemilik label Itang Yunasz (SZ) itu kembali muncul dengan eksplorasi gaya terbarunya untuk koleksi musim semi/panas 2016, yang diluncurkan pada pergelaran tunggalnya di Jakarta Fashion Week 2016.
Perancang papan atas Indonesia itu memamerkan karya-karyamodest wearteranyar, yang terinspirasi dari eksotika hutan belantara di Kalimantan. Memang, sejak 2000-an, pemenang Lomba Perancang Mode (LPM) 1981 itu mulai fokus menekuni segmen fesyen modest wear.
Dalam koleksi terbarunya, Itang menguji kreativitasnya dengan mengolah banyak warna hangat yang terinspirasi dari Pulau Borneo. Tidak hanya warna hangat, dia juga berani bermain dengan ragam kelir cerah dan motif digital print bertema hutan.
Sebagaimana ciri khas rancangan Itang sebelumnya, koleksi tersebut sangat kaya akan unsur glamor, elegan, dan kesan berkelas. Cita rasa fesyen yang tinggi tercermin dari perpaduan berbagai motif floral yang tidak mencolok dengan sentuhan material brokat yang anggun.
Kesan eksotis terpancar dari pemilihan warna alami seperti, cokelat tanah, merah matang, hijau daun, putih, serta hitam. Sementara itu, kesan glamor terlihat dari seleksi material seperti brokat,crepe, taffeta, katun, sifon, satin, dan organdi.
Kalimantan
Adapun, unsur belantara Kalimantan yang diusungnya terefleksi dari penggunaan motif-motif anyaman akar rotan, ulap doyo, bunga kecombrang, bunga jahe, dan print burung enggang yang eksotik.
Koleksi musim semi/panas 2016 dari Itang terbagi atas dua segmen, yaitumens wear dan womens wear. Masing-masing didominasi oleh potongan memanjang, longgar dan flowy, serta aksen tabrak motif.
Pada koleksi pakaian untuk kaum Hawa, Itang memperkenalkan banyak desain yang terinspirasi dari model-model jubah panjang, couture dress, celana longgar, serta kaftan. Topi bowler juga dijadikan pemanis tambahan bagi busana-busana tertutup rancangannya.
Desain-desain modest wear Itang banyak dikombinasikan dengan aksesori bergaya edgy, mulai dari berbagai topi kain dan topi dari anyaman pandan, kacamata hitam dengan frame lebar, ankle boots, sandal fringe, hingga loafer dengan sol tebal.
Senada dengan koleksi busana untuk perempuan yang diperkenalkannya, busana pria karya Itang juga mengandung unsur eksotika hutan Borneo. Dengan atasan bergaya tunik, kemeja lengan panjang, blus brokat, dan jaket tenun ikat.
Dia mengombinasikan atasan penuh motif dengan bawahan polos, atau sebaliknya celana polos dengan atas bermotif ramai. Keseluruhan pakaian pria yang diusungnya memiliki kesan modern dan dinamis, serta sesuai bagi penyuka gaya unik dan ingin tampil beda.
Rasanya, karya-karya Itang Yunasz dapat dijadikan contekan bagi Anda yang ingin mencoba penampilan gaya baru pada awal tahun depan.
Tidak ada salahnya sesekali mengeksplorasi keanekaragaman budaya nasional dalam padu padan busana untuk berbagai acara.