Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polemik Jilbab Halal, MUI: Yang Disertifikasi Bahan Kainnya  

image-gnews
Iklan jilbab halal Zoya. facebook.com
Iklan jilbab halal Zoya. facebook.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Iklan itu bikin heboh di media sosial. Isinya promosi Zoya, yang menahbiskan diri sebagai kerudung bersertifikat halal pertama di Indonesia. Lengkap dengan cap Majelis Ulama Indonesia berikut wajah cantik aktris Laudya Cynthia Bella.

Zoya menyebutkan label halal diterapkan untuk proses pencucian kain yang menggunakan emulsifier—semacam pengembang—dari bahan tumbuhan. "Sedangkan untuk yang tidak halal emulsifier-nya menggunakan gelatin babi," demikian pernyataan mereka. Pengguna Internet pun terusik. "Kalau produk itu merupakan jilbab halal pertama, apakah yang lain haram?" Kira-kira demikian pertanyaan yang terlintas.

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat–obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Lukmanul Hakim, merasa perlu meluruskan hal tersebut. Dia mengatakan MUI tidak pernah memberikan sertifikat halal bagi suatu merek jilbab. “Yang pernah kami beri adalah produsen kainnya,” katanya seperti ditulis Koran Tempo, Rabu, 10 Februari 2016.

Perusahaan kain yang Lukmanul maksud adalah PT Central Georgette Nusantara. Pabrik asal Cimahi, Jawa Barat, ini adalah pemasok bahan baku bagi Zoya. Sertifikasi dilakukan oleh MUI Jawa Barat.

Pemberian sertifikat halal untuk kain didasari kajian fikih tentang konsep halal yang berlaku universal. Menurut Lukman, ada empat golongan bahan pakaian. Pertama, bahan kain yang suci dan proses pengolahannya juga suci. Kedua, bahan suci tapi pengolahannya, seperti pembersihan, terkotori bahan yang mengandung zat najis.

Ketiga, bahan najis, tapi setelah melalui pengolahan menjadi suci. Contohnya material kulit yang berasal dari bangkai sapi. “Bangkai itu kan bahan yang haram. Tapi, setelah mengalami penyamakkan, kulit tersebut menjadi suci,” kata Lukman. Keempat, bahan yang material dasarnya haram, misalnya kulit babi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penggunaan sertifikat halal pada suatu produk diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH). Beleid tersebut berlaku mulai 2019. Selama undang-undang tersebut belum berlaku, sertifikasi halal masih bersifat sukarela. “Saya menduga beberapa perusahaan mulai menempuh prosedur itu untuk mengantisipasi pemberlakuan Undang-Undang JPH,” kata Lukman.

Dalam sertifikasi, material yang diperiksa terdiri atas bahan baku, olahan, tambahan, dan penolong. Bahan-bahan tersebut biasanya berasal dari hewan, tumbuhan, serta mikroba atau bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi, biologi, atau rekayasa genetik.

Lalu, bagaimana dengan nasib kain yang tidak memiliki cap MUI? "Yang belum bersertifikat halal tidak berarti haram," kata Lukman.

CHETA NILAWATY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

3 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

8 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

13 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

37 hari lalu

YKMI: Ramadan Momentum Kuatkan Aksi Boikot Produk Israel dan yang Terafiliasi

Fatwa MUI menyatakan wajib hukumnya bagi umat Islam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina, termasuk lewat donasi, zakat, infak atau sedekah


Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

37 hari lalu

Fatwa MUI Boikot Produk Israel Berlaku hingga Palestina Merdeka

Boikot bisa memperlemah kekuatan ekonomi Israel supaya berhenti menyerang Palestina.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

38 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

49 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Dian Pelangi Desainkan Motif AMIN untuk Anies Baswedan dan Keluarga, Ini Profilnya

59 hari lalu

Anies Baswedan dan Fery Farhati mengenakan baju rancangan desainer Dian Pelangi. Instagram
Dian Pelangi Desainkan Motif AMIN untuk Anies Baswedan dan Keluarga, Ini Profilnya

Dian Pelangi, perancang busana mendesain motif AMIN untuk Anies Baswedan dan keluarga. Ini profil dan perjuangan kariernya.