TEMPO.CO, Jakarta - Et Cetera berkolaborasi dengan desainer Jenahara untuk pertama kalinya dalam Indonesia Fashion Week 2016. Jehan, panggilan akrabnya, mengatakan koleksinya ini terinspirasi dari kisah seorang pahlawan.
"Ini bukan superhero, lebih tepatnya warrior yang kuat dan berani mirip Robin Hood tapi bukan dia," kata desainer baju muslim ini kepada Tempo, Jumat 11 Maret 2016.
Desainer bernama lengkap Nanida Jenahara Nasution ini enggan menyebutkan nama pahlawan yang dimaksud. Tapi,dari 12 look yang ditampilkan di stage 1 IFW 2016, tergambar jelas sosok yang dimaksud Jehan adalah Zorro. Topeng hitam lengkap dengan baju berjubah, plus topi sombrero, identik dengan karakter fiksi yang diciptakan oleh Pulp Magazine dan penulis Johnston McCulley.
Jehan mengaku sangat menyukai film yang mengisahkan sosok pahlawan. Menurut dia, pahlawan yang ia terjemahkan dalam deretan busana ready to wear ini memiliki karakter yang kuat. "Memang bukan pahlawan perempuan, laki-laki sih, tapi karakternya sangat kuat," kata dia.
Jehan berharap karakter Zorro yang berani, mandiri, dan tangguh tergambar di koleksi kolaborasi ini. "Saya ingin konsumen Et Cetera jadi perempuan modern yang kuat, berani dan mandiri," kata dia. Dia optimistis koleksinya akan diterima dengan sangat baik oleh konsumen Et Cetera.
Rasa optimistis ini juga diungkapkan oleh Marketing Communication Et Cetera Evelyn Carolin yang mengatakan gaya Jenahara in line dengan DNA Et Cetera.
"Kerja sama dengan Jenahara, why not karena tegas tapi simpel seperti Et Cetera, kami harap akan disukai oleh pasar kami," kata Evelyn. Ia mengatakan koleksi kali ini menampilkan siluet yang lebih minimalis dan urban.
Et Cetera merupakan brand fashion yang memiliki target pasar perempuan berusia 25 tahun ke atas, single, atau ibu muda yang telah mapan atau dalam kategori ekonomi B+.
Koleksi 'et cetera by Jenahara' yang banyak bermain dengan warna putih, coklat dan khaki akan tersedia di outlet Et Cetera pada Mei 2016 atau menjelang Ramadan. "Ada privilege untuk Jenahara dan ini akan menjadi tren," kata Evelyn optimistis.
DINI PRAMITA