TEMPO.CO, Surabaya – Di antara 12 anak muda asal Indonesia berusia di bawah 30 tahun yang dianggap berpengaruh atau memberi inspirasi pilihan majalah Forbes Asia, terselip nama Leonika Sari Njoto Boedioetomo. Perempuan 22 tahun alumnus Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini dipilih karena bisnis aplikasi Reblood yang dirancangnya. “Ini keberuntungan pemula. Beginner’s luck,” kata Leonika melalui Whatsapp kepada Tempo, Ahad, 13 Maret 2016.
Leonika mengisahkan, tim Forbes sudah menghubunginya lewat surat elektronik sejak 2015. Namun dia menyatakan baru tahu masuk dalam daftar total 300 anak muda se-Asia pilihan Forbes itu belakangan. Mereka terbagi dalam 10 kategori '30 Under 30'.
Baca Juga:
Leonika terpilih di kategori Healthcare and Science. "Para pemenang nanti diundang ke acara 'Under 30 Summit Asia' 19 Mei 2016 di Singapura," tulisnya.
Leonika mengaku tak ingat persis isi surat elektronik dari Forbes. Namun yang pasti dia ditanyai banyak hal mengenai keterlibatannya dalam Reblood. “Aku disuruh cerita ngapain aja sih di Reblood. Terakhir ditanya soal tanggal lahir,” katanya.
Reblood sendiri merupakan aplikasi yang ia bikin bersama teman-temannya semasa kuliah. Tujuannya tidak semata bisnis, tapi mendorong masyarakat rutin mendonorkan darah. Aplikasi ini termasuk di antara tiga finalis dalam kompetisi Start Up Sprint Surabaya 2015.
Dalam wawancara dengan Tempo pada Januari 2016, Leonika yakin Reblood dapat mengatasi kekurangan stok darah di Indonesia. Saat itu, dia mengungkap pengamatannya bahwa kekurangan stok darah di Indonesia dapat dijembatani dengan mengoptimalkan kesiapan pendonor setiap acara donor darah digelar.
Bekerja sama dengan PMI, Leonika dan timnya lalu merancang Reblood berbasis dua fitur utama, yakni daftar acara donor darah dan reminder. Menerima respons yang cukup baik seusai peluncuran di Surabaya, aplikasi Reblood juga ditargetkan bisa diperluas ke kota-kota besar lainnya, seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
“Setahun sedikitnya harus ada 100 event donor darah,” tutur Leonika yang juga pernah menjadi peserta Startup Bootcamp di Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, itu.
ARTIKA RACHMI FARMITA