TEMPO.CO, Jakarta - Remaja dengan aktivitas seksual di luar ikatan asmara akan lebih kecewa dalam kehidupan percintaannya, dibandingkan remaja dengan aktivitas seksual dalam ikatan asmara.
Ini merupakan kesimpulan dari riset yang diadakan Universitas Denver, Amerika Serikat. “Tak semua aktivitas seksual sebanding, tapi dasar sebuah hubungan juga penting,” kata Wyndol Furman, guru besar psikologi di Universitas Denver, yang memimpin penelitian pada Selasa, 7 Juni 2016.
Hubungan seksual di luar pernikahan semakin banyak dilakukan para remaja. Di Amerika Serikat, pada usia responden survei 9-22 tahun ditemukan bahwa 40 persen laki-laki dan 31 persen wanita telah melakukan hubungan seks bukan dengan kekasihnya.
Dalam penelitian Universitas Denver, peneliti mensurvei 185 orang dalam tiga kurun setelah lulus sekolah menengah atas. Tiga kurun tersebut adalah 2,5 dan 4, serta 5,5 tahun setelahnya.
Responden survei harus menjawab pertanyaan seberapa sering mereka berhubungan seks dengan kekasih, teman, kenalan biasa, orang yang baru dikenal, atau ‘teman tapi mesra’.
Pertanyaan lainnya adalah gaya mereka dalam menjalin hubungan dan seberapa puas mereka dalam kehidupan cintanya. Kemudian peneliti menghitung beberapa angka untuk menilai bagaimana responden atau partisipan survei berpikir tentang kehidupan cintanya.
Hasilnya, partisipan yang melakukan hubungan seks dengan kekasihnya berpikir lebih positif tentang percintaan. Hubungan seks dengan komitmen akan memberi kehidupan percintaan yang lebih baik. Begitu juga efeknya terhadap psikologis.
Sebaliknya, penelitian menunjukkan hubungan seks tanpa komitmen akan berdampak kurang memuaskan untuk kehidupan percintaan dan psikologis seseorang.
LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI