TEMPO.CO, Surabaya - Walikota Surabaya Tri Risma Harini membuka Dyslexia Corner di Perpustakaan Kota Surabaya. Pusat Informasi disleksia ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Kota Surabaya dengan Dislexia Parents Suport Group.
"Kami berharap pusat disleksia ini mampu menggugah kepedulian orang tua tentang disleksia," kata Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia Cristiantini Dewi, Sabtu 30 Juli 2016.
Dewi menuturkan bahwa penderita disleksia memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi jika paham bagaimana mengatasinya. "Tapi banyak orang tua di Indonesia yang belum memahami disleksia," katanya. Dewi menyebut sejumlah tokoh terkenal seperti Albert Einstein dan Thomas Alfa Edison yang juga penderita disleksia.
Usai membuka pusat disleksia ini, Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini memainkan aplikasi baru bernama lexipal bersama anak-anak penyandang disleksia. Aplikasi itu diharapkan dapat membuka wawasan orang tua tentang diseleksia.
Setelah itu, Risma bermain 'tebak bentuk bangun datar'. Ada lingkaran, segitiga, segiempat dan lain sebagainya. Selain itu ada 12 fitur permainan lain yang dimainkan melalui sensor yang terhubung dengan layar komputer.
"Tidak usah sedih, tidak usah susah, setiap anak punya kelebihan masing-masing,” ujar Risma saat memberikan sambutan di puncak acara peresmian.
Baca Juga:
Risma lalu menceritakan pengalamannya merawat anak disleksia, yang tidak lain merupakan anak pertamanya sendiri. Risma berujar agar orang tua tetap sabar karena ada waktunya anak penderita disleksia akan terlihat kecerdasannya.
Dia mencontohkan anak pertamanya yang baru bisa baca tulis di kelas 4 SD. Rangkingnya di kelas, kata Risma, hanya nomor 49 dari 50 siswa. Namun begitu masuk Sekolah Menengah Pertama, anak Risma berkembang sangat cepat. Saat ini, anak itu kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan akan segera menyelesaikan studinya.
“Dalam satu rumah, justru dia yang paling jenius,” kata Risma di depan orang tua penyandang disleksia itu.
Disleksia berasal dari bahasa Yunani di mana 'dis-' yang berarti sulit, sedangkan 'lexicon' yang berarti kata. Dari asal katanya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa disleksia adalah ganguan dari susunan saraf pusat sehingga menyebabkan penderita sulit untuk dapat membaca.
Di Dyslexia Corner ini, pengunjung dan orang tua bisa kapan saja datang untuk menjajal permainan yang ada di situ. Salah satu permainan unik yang lain adalah, tepuk nyamuk.
Di dalam monitor, nantinya akan terlihat nyamuk di sekitar anak-anak berdiri di areal sensor. Dengan sensor yang itu, pemain bisa langsung menepuk nyamuk berdasar petunjuk yang ada dalam monitor. Untuk memainkan permainan ini, pengunjung bisa minta petunjuk dari petugas perpustakaan Kota Surabaya.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH