TEMPO.CO, Surabaya - Para pejalan kaki mengarahkan pandangannya pada jajaran warna-warni sepatu roda di sepanjang Jalan Praban, Jumat, 23 September 2016. Sejak tren sepatu roda, jajaran toko itu tak lagi hanya menjual sepatu olahraga seperti biasanya. Para pedagang menyediakan aneka pilihan sepatu roda.
“Kalau Sabtu dan malam Minggu malah lebih ramai,” kata Fransyah Putra, penjual sepatu roda, saat ditemui Tempo di tokonya Arihta Shoes, Jalan Praban 7A, Surabaya, Jumat, 23 September.
Menurut dia, sebenarnya tren sepatu roda sudah mulai muncul sejak Januari lalu, tapi puncaknya terjadi pada Mei hingga sekarang. Fransyah mengaku, sejak itulah sepatu roda dagangannya laris.
Harga sepatu roda kini masih tergolong cukup mahal, pembeli harus mengeluarkan uang sekitar Rp 350 ribu untuk sepasang sepatu roda dengan kualitas terbaik. Namun, jika kocek tak cukup dangkal untuk dirogoh, sepatu roda masih bisa didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau, yakni Rp 110 ribu. Harga tersebut tentu saja dengan kualitas yang sedang dibandingkan dengan harga kualitas terbaik.
Baca juga:
Melihat Perahu Hias di Festival Bengawan Solo Bojonegoro
Festival Moyo 2016 Diramaikan Kunjungan ke Kebun Kopi
Banyaknya pilihan sepatu roda di setiap toko membuat persaingan semakin ketat. Para penjual berusaha mempromosikan kualitas dan harga dagangannya kepada pembeli dengan cara masing-masing. Fransyah mengaku kerap menawarkan harga yang miring untuk menarik minat pembeli. “Kalau bersaing sih pasti, tinggal gimana kita pandai ngomong aja,” ujar Fransyah.
Sepatu roda banyak diburu kalangan anak-anak dan remaja. Mereka menggunakannya untuk berolahraga dan bermain-main dengan teman. “Saya beli karena ingin bermain (sepatu roda) juga kayak teman-teman,” kata Ananta, 11 tahun, warga kawasan Wonokromo, salah satu pembeli, saat ditemui di Jalan Praban, Jumat, 23 September.
Sedangkan ibunda Ananta, Antika, 50 tahun, warga kawasan Wonokromo mengaku membelikan sepatu roda putranya dengan harga sekitar Rp 190 ribu. Alasan Antika memilih untuk membeli di Jalan Praban karena banyak variasi di setiap toko.
“Pilihannya banyak, baik warna, model, maupun harganya,” kata Antika.
JAYANTARA MAHAYU | NIEKE