TEMPO.CO, Jakarta -Hari Jumat, 2 Desember 2016 menjadi hari yang mendebarkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat tumpah ruah turun ke jalan dan melakukan aksi damai 212 menggelar sajadah dan menunaikan salat Jumat bersama di Monas. Menariknya, Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan masyarakat.
Saat mengikuti salat Jumat bersama peserta Aksi Bela Islam III di pelataran Lapangan Silang Monumen Nasional, Jokowi menggunakan payung biru untuk menembus hujan menuju lokasi salat. Soal payung biru yang digunakan Jokowi, sontak menjadi ramai di media sosial.
"Itu gaya natural alami seorang Jokowi, bukan pencitraan," kata pengamat mode dan gaya hidup Sonny Muchlison, Jumat malam, 2 Desember 2016.
Sony mengatakan tindakan Jokowi menggunakan payung biru itu merupakan sikap alami Jokowi. "Dia (Jokowi) paling tahu tentang panjang langkahnya, kalau dipayungi akan ribet mengatur langkah berjalannya. Jokowi bukan tipe sosok yang seneng ribet, dia memilih fleksibel seperti itu."
Dari segala tindakan Jokowi yang kemudian menjadi gaya atau trend yang ramai diperbincangkan, Sonny sangat percaya karena kemauan atau pilihan Jokowi sendiri dan pribadi yang tidak bisa diintervensi.
Sonny menuturkan ketika 21 Agustus 2016 lalu, saat Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba di Balige, Kabupaten Toba Samosir, dalam penyematan perangkat adat Batak yang terdiri atas talitali ikat kepala atau topi khas Batak serta ulos dan tongkat justru dinilai keliru.
Menurut Sonny, berbagai kalangan justru mengomentari talitali atau topi khas Batak yang dipakai Jokowi sama sekali bukan yang biasa digunakan Raja Batak, tetapi merupakan hasil kreasi kontemporer.
Padahal, tutur Sonny, Jokowi mengenakan talitali itu berdasarkan rekomendasi dari seorang konsutan mode yang notabene salah seorang perancang nasional. Ternyata, itu tidak berhasil seperti yang diharapkan dan justru menuai kritikan.
"Nah, Jokowi itu lebih suka pada sikap alami dan kasualnya seperti jaket bomber dan payung biru yang dilakukan sendiri atau pribadi, jadi bukan intenvesi pihak lain dari konsultan mode ," ungkap Sonny yang enggan menyebutkan nama perancang nasional tersebut.
Dengan tindakan Jokowi yang kemudian jadi gaya dan ngetren seperti halnya jaket bomber dan kini payung biru, tak sedikit lawan-lawan politik Jokowi yang menganggapnya sebagai pencitraan. Namun, Sonny tak sepakat.
"Saya sih bangga dan kagum dengan gaya alami kasual ala Presiden Jokowi. Beliau bukan sosok pribadi yang ribet. Sangat bersahaja, dan di luar dugaan pilihannya alami dan kasualnya itu kemudian jadi pembicaraan hingga di media sosial," katanya.
Bagi pria berkacamata yang sekarang mulai menekuni profesi perancang ini Jokowi tidak pernah memikirkan label ini dan itu. "Ya Jokowi sangat fleksibel dan selalu mendapat moment sehingga langsng cetar jadi pembicaraan, termasuk saat menggunakan payung biru di Monas Jokowi terlihat keren dan gentle bukan tampak kemayu seperti anggapan banyak orang, bahwa pria berpayung not manly," kata Sonny.
HADRIANI P.