TEMPO.CO, Bandung - Prama Aditya, dokter umum yang sangat concern mendalami ilmu pengaruh nutrisi terhadap kesehatan ini sedang hit di kalangan anak muda Bandung. Sebab, konon saran-saran diet yang ia berikan cukup ampuh menurunkan berat badan dan menjaga tubuh tetap bugar. Adapun dokter Prama membuka praktek pribadi di Jalan Sederhana, Bandung. Praktek mulai buka pukul 10.00 hingga pukul 19.00.
Selain kaum muda, ternyata pasien yang berdatangan mengunjunginya cukup beragam, baik pria maupun wanita, mulai balita usia 3 tahun hingga dewasa usia 80 tahun, sering berkonsultasi mengenai kesehatan dan gizi kepadanya. Semua saran yang diberikan kepada pasiennya tidak hanya berdasarkan keilmuan yang ia pelajari, melainkan pengalaman saat dirinya mengalami masalah berat badan. Hal tersebut juga menjadi dasar saran yang ia berikan kepada pasien terkait dengan masalah bobot tubuh.
Baca juga: Mau Langsing Tanpa Lapar, Simak Trik Dokter Prama
"Saya sangat peduli kepada pasien yang bermasalah dalam hal nutrisi, seperti bobot tidak ideal dan jerawat yang meradang, karena dulu, saya juga pernah bermasalah dengan kedua hal tersebut. Namun saran yang saya sampaikan juga menyesuaikan dengan keluhan dari pasien. Beda keluhan, beda saran" ujar Prama saat ditemui di tempat prakteknya, Minggu, 5 Februari 2017
Dokter umum yang sudah membuka praktek sejak 2010 ini mengatakan pernah memiliki bobot tubuh hingga 90 kilogram dan memiliki banyak jerawat merah di wajahnya. Hal tersebut terjadi karena ia tidak menjaga pola makan dan pola hidup tidak teratur selama menjadi mahasiswa kedokteran. Sering mengkonsumsi makanan cepat saji, nongkrong di kafe, dan mengkonsumsi menu all you can eat membuat pola makannya kacau. Ditambah dengan pola tidur dan ngemil yang tidak terkontrol membuat bobot tubuhnya bertambah drastis.
Menyadari hal tersebut, akhirnya ia mulai mengubah pola hidup, termasuk pola makan. Dalam jangka waktu 3 bulan, ia bisa menurunkan sedikit demi sedikit bobot tubuhnya. Ia mulai membiasakan diri melakukan berbagai olahraga, seperti angkat beban dan kardio, mengatur pola makan dan tidur cukup.
"Berat badan itu naik waktu dari Jakarta pindah ke Bandung karena tidak jaga pola makan. Waktu mulai kuliah di Melbourne tinggal sendiri, akhirnya harus mulai atur pola makan, pola hidup. Dari malas olahraga menjadi rajin, makan makanan sehat seimbang juga. Sampai sekarang, berat badan sudah ideal. Dan saya terus melakukan kebiasaan itu," ujar Prama.
Menurut Prama, bobot tubuh tak seimbang memang bisa dipengaruhi faktor keturunan, tapi pola makan tidak tepat dan kebiasaan pola makan dari kecil juga menjadi faktor yang banyak terjadi saat ini. Sehingga disarankan sedari usia anak-anak sudah diajarkan pola makan seimbang tanpa mengurangi kebutuhan nutrisi sesuai dengan usia.
Ia menambahkan, kebiasaan ngemil yang banyak dilakukan masyarakat sudah harus berubah. Sebab, pada hakikatnya, ngemil dan makan adalah aktivitas yang sama, memasukkan zat makanan ke dalam tubuh.
"Perlu diingat bahwa ngemil itu sama dengan makan, sama-sama dikunyah ditelan juga. Jadi kita harus sadar diri apa saja sih yang sudah kita konsumsi. Jangan sampai kita berpikiran belum makan, padahal sudah ngemil banyak" kata Prama.
DWI RENJANI
Baca juga :
Waspada, Jerawat Ada di Sekitar Tubuh Kita!
Mengapa Teh Hijau Begitu Super? Ini Kata Peneliti dari Cina