TEMPO.CO, Jakarta – Di dalam dunia kerja, persaingan merupakan hal yang biasa dan sering terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana persaingan tanpa menjatuhkan atau menyakiti orang lain.
Menurut Mary Ellen Slayter, penasihat dan pakar karier di laman Monster, persaingan tetap bisa dilakukan tanpa harus menyakiti dan berubah menjadi persaingan tidak sehat. “Kuncinya adalah keseimbangan,” kata Slayter. “Biarkan persaingan di tempat kerja memotivasi Anda untuk menampilkan performa kerja terbaik, tapi jangan teralihkan oleh rasa cemburu,” katanya.
Banyak cara untuk mendorong terjadinya persaingan kerja yang sehat di antara karyawan. Masih dalam survei yang dilakukan Monster, para responden mengungkapkan cara apa saja yang mereka tempuh untuk menghindari stress karena persaingan kerja.
Di antaranya adalah bekerja keras dengan fokus pada tujuan mereka saja tanpa mempedulikan apa yang dilakukan rival. Lalu juga membicarakan situasi (persaingan) yang terjadi dengan manajer dan atasan. Lainnya adalah mempelajari keterampilan baru untuk memenangi persaingan tanpa menjatuhkan lawan.
Ben Dattner, Ph.D, psikolog sekaligus pendiri biro konsultasi Dattner Consulting di New York, mengatakan persaingan di antara pekerja bisa digunakan oleh manajer atau atasan untuk menumbuhkan aura positif dan meningkatkan motivasi kerja bagi karyawan.
“Atasan bisa membuat sistem atau menerapkan budaya pemberian nilai berdasarkan proses kerja, bukan hanya hasil kerja, sehingga para karyawan meningkatkan diri tanpa harus menjatuhkan orang lain,” kata Dattner.
“Dengan pengaturan seperti itu, setiap orang berkesempatan memenangi persaingan dengan cara yang benar karena mereka tidak berfokus pada hasil kerja, melainkan bagaimana prosesnya dilakukan,” ujar Dattner.