TEMPO.CO, Jakarta -Beredarnya buku cerita anak “Aku Berani Tidur Sendiri,” sebuah judul dari seri “Aku Belajar Mengendalikan Diri”, yang diterbitkan Penerbit Tiga Ananda, lini Penerbit Tiga Serangkai, memancing reaksi masyarakat luas.
Baca Juga:Netizen: Buku Ini Kontroversi, Menyesatkan dan Usut Tuntas!
Masyarakat merespon narasi teks dan ilustrasi pada buku yang membahas secara detil tentang kegiatan ‘masturbasi’ pada anak usia dini. Kendati Penerbit sudah menarik buku tersebut dari pasaran, namun publikasi media dan reaksi masyarakat masih menguat.
Mengomentari masalah ini, Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (Satgas GLS) Kemendikbud mengirimkan surat (elektronik) kepada Penerbit Tiga Ananda, pada Selasa, 21 Februari 2017. Melalui surat elektronik atau imel yang juga ditembuskan kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan sejumlah pihak di lingkungan Kemendikbud.Adapun tiga masukan dari Satgas GLS dalam surat tersebut sebagai berikut:(Baca :Bugar Tanpa Olahraga Khusus? Begini Rahasia Happy Salma)
Pertama, pendidikan seks untuk anak adalah materi yang sangat kompleks dan membutuhkan pendekatan multidisipliner dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, pendidikan, dan psikologi anak. Dalam penyampaiannya di ruang publik, materi ini perlu dikemas dengan mempertimbangkan norma kepatutan dan agama yang dianut oleh masyarakat.
Kedua, buku anak bergambar adalah media multimoda yang melibatkan teks bahasa, teks visual atau ilustrasi, didukung dengan warna, penataan atau layout, juga gestur, ekspresi wajah tokoh yang keseluruhannya mempengaruhi pemahaman anak terhadap konten cerita.(Baca Juga:Nuansa Henry Moore dalam Koleksi Burberry)
Apabila buku ini dibacakan kepada pembaca anak, maka teks auditori narasi orang dewasa ketika membacakan cerita juga diskusi dialogis yang terjadi ketika sesudah cerita dibacakan akan mempengaruhi persepsi pembaca anak tentang materi cerita.
Ketiga, buku anak bergambar bukan hanya berfungsi sebagai media didaktik, yaitu media bagi orang dewasa untuk menyampaikan nilai-nilai kepada anak, namun juga berperan sebagai sarana yang menghibur anak dan memuaskan rasa ingin tahu mereka.
Dengan kekhasan ini, bacaan anak harus memuat materi yang mudah dipahami, sesuai dengan daya nalar, dan disampaikan dengan elemen atau kebahasaan dan visual yang baik dan menarik.
HADRIANI P.
Baca Juga:Anda Sibuk?Jangan Abaikan Minum Air Putih, Ini Manfaatnya!