TEMPO.CO, Jakarta - “Tidak ada yang salah dengan seminar, tetapi akhir-akhir ini seminar cenderung menjadi lahan bisnis yang awalnya seminar adalah bersifat sosial sebagai bentuk pengajaran akademis,” kata Hanum Aryani, Bagian Pelayanan dan Investigasi Lembaga Ombudsman Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 24 Februari 2017. (Baca: Memilih Seminar Harus Hati-hati! Ini Ceritanya)
Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih seminar. Simak beberapa kiat dari konsultan CFP dari Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini Sutikno, yang dihubungi Tempo, Jumat, 24 Februari 2017, berikut ini.
1. Bahasa pemasaran yang digunakan dalam mempromosikan. Jika Anda merasa bahasanya berlebihan, ada kemungkinan mereka sedang berusaha mencapai target penjualan tiket saja.
2. Topiknya. Apakah relevan dengan situasi dan kondisi Anda saat ini serta apa yang ingin Anda capai di masa depan?
3. Reputasi penyelenggaranya. Apa saja seminar yang sudah diselenggarakan dan bagaimana hasilnya.
4. Siapa saja pembicaranya dan apakah mereka memiliki reputasi baik dan memiliki kompetensi dan designasi yang relevan dengan topik yang akan dibawakannya.
5. Harga seminar. Apakah sesuai dengan seminar lain yang sejenis? Jika berbeda, cari tahu kenapa berbeda.
Selanjutnya, Mike juga menyebutkan bahwa biasanya ada pengukuran tingkat efektivitas seminar. “Penyelenggara biasanya menggunakan form feed back jika durasi seminar pendek. Durasi seminar yang lebih panjang biasanya menggunakan survei dan pre-post test,” ujarnya.
Selanjutnya: kriteria seminar sukses dari peserta, pembicara, lokasi, dan bahan seminar.
Dari sisi peserta, seminar bisa dikatakan berhasil jika peserta setelah seminar merasa termotivasi. “Sepanjang seminar peserta juga terlibat, peserta merasa ilmunya bertambah dengan materi yang berkualitas dan mendorong peserta bertindak mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya,” kata sosok yang juga dikenal sebagai pengajar profesional untuk edukasi literasi keuangan bagi karyawan perusahaan, lembaga pendidikan, dan kegiatan CSR, ini.
Baca juga: Perhatikan Ini Sebelum Posting di Media Sosial
Dari sisi pembicara seminarnya, Mike juga menyebutkan biasanya sosok yang memiliki pengalaman dan kompeten di bidang keilmuan terkait materi seminar yang akan dibawakan. “Dia juga bisa menunjukkan profesionalismenya serta track record yang baik,” tuturnya.
Lokasi atau dalam hal ini tempat penyelenggaraan, Mike menyebutkan, juga harus yang familiar dan mudah dicapai peserta, juga bersih dengan fasilitas lengkap pendukung kegiatan pembelajaran. “Terutama materi seminar selain harus berasal dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan, mengajarkan kebermanfaatan, serta metode pembelajaran dalam seminar yang fokus pada bagaimana agar peserta mendapatkan pemahaman lebih baik,” katanya.
SUSANDIJANI
Baca juga:
Salahkah Curhat di Media Sosial? Ini Jawab Ahlinya
Habiskan Dana Rp16,9 Triliun, Apa Itu Penyakit Katastropik?